Tafsir Surat Al Faatihah (Bagian 9 dari 14)
Segala
Puji Bagi Allah, kami memujiNya, meminta kepadaNya, dan memohon ampun
kepadaNya serta kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kami
serta keburukan amal perbuatan kami. Barang siapa yang Allah beri
petunjuk maka tiada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang
Allah sesatkan, karena dia tidak mau mendapat petunjuk, maka tidak ada
yang dapat memberinya petunjuk. Kami bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang
berhak disembah selain Allah yang tidak ada sekutu bagiNya dan kami
bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ adalah hamba dan RasulNya.
Setelah membahas tafsir dari dua ayat pertama, maka tulisan ini
menjelaskan tafsir dari ayat ketiga surat Al Fatihah sebagaimana
dijelaskan oleh imam Ibnu Katsir. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.
“Mereka” itu Tuli, Bisu dan Buta
Assalaamu’alaykum Warohmatulloh, Wabarokaatuh.
Alhamdulillah, wash-sholaatu was-salaamu ‘alaa Rosulillah. Wa ba’du.
Sahabat Muslim rahimakumullah, Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman
dalam surat al-Baqarah ayat 17-18, yang mana ayat yang mulia tersebut
menggambarkan bagaimana perumpamaan sifat dari orang-orang munafik.
Antum pasti sudah tau apa itu sifat munafik (kemunifikan) ? Ya, sifat
ini sangatlah berbahaya. Dan sifat inilah yang mampu menghancurkan dan
menggerogoti Islam dari dalam. Kalau tidak berbahaya, tidak mungkin
Alloh abadikan dalam al-Quran yang mulia, yang mana agar kita bisa
mengambil pelajaran untuk tidak terjerumus kedalam lembah kemunafikan
مَثَلُهُمۡ
كَمَثَلِ ٱلَّذِى ٱسۡتَوۡقَدَ نَارً۬ا فَلَمَّآ أَضَآءَتۡ مَا حَوۡلَهُ ۥ
ذَهَبَ ٱللَّهُ بِنُورِهِمۡ وَتَرَكَهُمۡ فِى ظُلُمَـٰتٍ۬ لَّا يُبۡصِرُونَ
(١٧) صُمُّۢ بُكۡمٌ عُمۡىٌ۬ فَهُمۡ لَا يَرۡجِعُونَ (١٨
(17) Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api[26],
maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya
(yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak
dapat melihat. (18) Mereka tuli, bisu dan buta[27], maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar)
Kekayaan Bukan Bukti Kemuliaan dan Kemiskinan Bukan Bukti Kehinaan
Segala Puji Bagi Allah, kami memujiNya, meminta kepadaNya, dan
memohon ampun kepadaNya serta kami berlindung kepada Allah dari
kejahatan diri kami serta keburukan amal perbuatan kami. Barang siapa
yang Allah beri petunjuk maka tiada yang dapat menyesatkannya, dan
barang siapa yang Allah sesatkan, karena dia tidak mau mendapat
petunjuk, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk. Kami bersaksi
bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah yang tidak ada
sekutu bagiNya dan kami bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad صَلَّىاللهُ
عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ adalah hamba dan RasulNya.
Pada masa sekarang ini harta sudah menjadi tolak ukur kesuksesan
sebagian besar manusia. Pemikiran-pemikiran materialisme dimana segala
sesuatu diukur dengan harta yang dihidupkan oleh orang-orang non muslim
juga turut disemi oleh masyarakat muslim. Nilai-nilai islam yang
mengukur sukses dan rugi dari sisi kehidupan akhirat banyak ditinggalkan
akibat kebodohan dan ketidaktahuan kaum muslimin itu sendiri.
“Mereka” Tidak Akan Pernah Rela Kepada Islam
Assalaamu’alaykum Warohmatulloh, Wabarokaatuh.
Alhamdulillah, wash-sholaatu was-salaamu ‘alaa Rosulillah. Wa ba’du.
Sahabat Muslim rahimakumullah, dalam ilmu balaghoh, ada dua jenis penggolongan kalam (perkataan), yaitu kalam khobar (kabar/berita) dan kalam insya’ (perintah atau larangan). Kalam khobar sendiri terbagi menjadi dua, yaitu khobar shodiq (kabar yang benar) dan khobar kadzib (kabar yang bohong). Dan khobar shodiq yang sangat agung adalah Alquran dan Alhadits.
Alloh Ta’alaa telah berfirman dalam
surah Al-Baqarah ayat 120, bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak
akan rela/senang kepada ummat Muslim, hingga ummat ini mengikuti agama,
kepercayaan, perilaku, perayaan hari besar atau kebiasaan mereka (Yahudi
dan Nasrani). Karena Alloh telah berfirman seperti tersebut diatas,
maka pastilah hal itu akan terjadi. Dan kita harus beriman terhadap ayat tersebut.
RIBA = (tetap) HARAM!
Assalaamu’alaykum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Alhamdulillah. Wash-sholaatu was-salaamu ‘alaa Rosulillaah. Wa ba’du,
Sahabat muslim yang saya cintai, setelah penjelasan dari Imam Ibnu Katsir mengenai riba dalam artikel sebelumnya, selanjutnya mari kita ikuti penjelasan tentang riba dari ayat yang lain sebagaimana berikut ini.
Alloh Ta’alaa berfirman dalam surah Al-Baqarah [2] ayat 276
يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ
(276) Allah memusnahkan
Riba dan menyuburkan sedekah[177]. dan Allah tidak menyukai Setiap
orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa[178].
[177] Yang dimaksud dengan memusnahkan
Riba ialah memusnahkan harta itu atau meniadakan berkahnya. dan yang
dimaksud dengan menyuburkan sedekah ialah memperkembangkan harta yang
telah dikeluarkan sedekahnya atau melipat gandakan berkahnya.
[178] Maksudnya ialah orang-orang yang menghalalkan Riba dan tetap melakukannya.
RIBA = HARAM!
Assalaamu’alaykum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Alhamdulillah. Wash-sholaatu was-salaamu ‘alaa Rosulillaah.
Sahabat muslim yang saya cintai, sungguh
telah jelas bahwa riba dan cabang-cabangnya adalah perkara yang
diharamkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla. Namun dalam praktik dan dalam
keseharian lingkungan kita, begitu marak bahkan dengan jelas praktik
riba tersebut dilakukan. Semoga kita senantiasa dalam lindungan dan
bimbingan Allah Ta’alaa agar terhindar dari praktik ribawiyyah tersebut. Aamiin.
Sahabat muslim yang saya mulyakan, Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Kalam tersebut ada dalam surat al-Baqarah ayat 275. Imam Ibnu Katsir rahimahulloh menjelaskan ayat tersebut sebagai berikut:
الَّذِينَ
يَأْكُلُونَ الرِّبَوٰا۟ لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِى
يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطٰنُ مِنَ الْمَسِّ ۚ ذٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوٓا۟
إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَوٰا۟ ۗ وَأَحَلَّ اللَّـهُ الْبَيْعَ
وَحَرَّمَ الرِّبَوٰا۟ ۚ فَمَن جَآءَهُۥ مَوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّهِۦ
فَانتَهَىٰ فَلَهُۥ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُۥٓ إِلَى اللَّـهِ ۖ وَمَنْ عَادَ
فَأُو۟لٰٓئِكَ أَصْحٰبُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خٰلِدُون
Continue reading “RIBA = HARAM!” »Tafsir Surat Al Faatihah (Bagian 8 dari 14)
Nashir As Sa’di.
Selamat membaca dan semoga bermanfaat.
Segala
Puji Bagi Allah, kami memujiNya, meminta kepadaNya, dan memohon ampun
kepadaNya serta kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kami
serta keburukan amal perbuatan kami. Barang siapa yang Allah beri
petunjuk maka tiada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang
Allah sesatkan, karena dia tidak mau mendapat petunjuk, maka tidak ada
yang dapat memberinya petunjuk. Kami bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang
berhak disembah selain Allah yang tidak ada sekutu bagiNya dan kami
bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ adalah hamba dan RasulNya.
Setelah sebelumnya membahas ayat pertama serta keutamaan basmalah,
pembahasan dilanjutkan dengan ayat kedua terkait pujian kepada (subhanahu wata'ala) .Selain Imam Ibnu Katsir, kami juga menyediakan
pembahasan ayat kedua ini oleh Syaikh Abdurrahman bin
Jangan Menjadi Tukang Taqlid (Ikut-Ikutan)!
Assalaamu’alaykum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Sahabat Muslim rahimakumullah,
berikut kami akan lampirkan penjelasan firman Alloh Robbul-’alamin dalam
Alquran Surat Al-Baqarah ayat 170. Sekilas ayat ini menjelaskan bahwa
kita sebagai hamba, sebagai manusia yang meng-esa-kan Alloh, dilarang dengan keras untuk menyekutukan Alloh, dalam bentuk apapun.
Imam Ibnu Katsir rahimahullohuta’ala menjelaskan
ciri-ciri dari orang yang berbuat syirik (musyrikin) dalam ayat yang
mulia ini. Salah satu ciri dari orang musyrik itu adalah tukang/suka Taqlid (ikut-ikutan yang tanpa ilmu/dalil).
Berikut ini adalah penjelasan Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya mengenai surat Al-Baqarah Ayat 170,
Jika mengaku CINTA Allah, maka ikutilah Rasulullah!
Assalaamu’alaykum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Alhamdulillah. Wash-sholaatu was-salaamu ‘alaa Rasulillah. Wa ‘alaa alihii wa as-haabihi ajma’iin. Sahabat Muslim rahimakumullah, bagaimana kondisi iman dan taqwa kita kali ini? Semoga semakin meningkat dari hari ke hari, Insya Allah.
Sahabat Muslim, banyak sekali realita
dan fakta dalam kehidupan masyarakat kita bahwa mereka (orang-orang di
sekitar kita) yang mengatakan cinta kepada Allah. Akan tetapi, perilaku
dan amalannya masih banyak yang menyimpang dari ajaran Allah dan
Rasul-Nya. Masih banyak sekali orang-orang yang mengaku cinta kepada
Allah dan Rasul-Nya, namun menjalankan amalan yang tidak diperintahkan
oleh Allah dan Rasul-Nya. Amalan dan ibadah yang ada tuntunannya tidak
dilaksanakan, malah memperbanyak (merutinkan) amalan dan ibadah yang
tidak diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Pantaslah jika kami menyebut
perkara cinta ini dengan sebutan CINTA PALSU.
Perintah Berhijab (Memakai Jilbab) – Jilid 2
Assalamu’alaykum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Sahabat muslim rahimakumulloh, penjelasan mengenai hijab pernah kami tulis sebelumnya (http://wp.me/p1yehc-3T), yang mana artikel tersebut menjelaskan mengenai perintah berhijab berdasarkan Alquran Surat Al-Ahzaab (33) Ayat 59.
Sedangkan kali ini kami akan mengunggah
artikel mengenai kewajiban berhijab bagi muslimah berdasarkan ayat
Alquran Surat An-Nuur (24) Ayat 31, yang mana ayat ini sekaligus menjadi
dalil penguat terkait pentingnya dan wajibnya berhijab bagi muslimah di
seluruh dunia.
Berikut ini adalah penjelasan ayat tersebut yang kami ambil berdasarkan penafsiran Imam Ibnu Katsir rahimahullohu ta’alaa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar