أرِحْ نَفْسَكَ مِنَ التَّدْبِيرِ فما قامَ بهِ غيرُكَ عنْكَ لا تَقُم بهِ لنفسِكَ
Arah nafsaka minannadbiiri famaa qaama bihi ghairuka 'anka laa taqama bihi linafsika.
Istirahatkan dirimu dari mencemaskan masa depan. Apa yang sudah ditanggung pihak lain (Allah) untukmu, kau tidak perlu ikut menanggungnya.
Tadbir yang
dimaksud di sini adalah mencemaskan masa depan dengan berlebihan
sehingga mengerahkan seluruh daya upaya untuk mewujudkan masa depan yang
diimpikan oleh nafsunya. Tadbir dalam arti ini sangat tidak baik karena
hal ini dapat merampas ketenangan hidup dan lebih-lebih pada
kenyataannya, tidak seluruh yang ditakutkan akan benar-benar terjadi.
Kesempatan ibadah pun akan berkurang drastis karenanya.
Allah akan selalu
memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya dengan cara yang misterius. Masa
depan setiap orang sesungguhnya adalah tanggungan-Nya. Dialah yang
menjamin rizki tiap makhluk. Lihatlah cecak, Allah menjamin kecukupan
makanannya dari serangga-serangga kecil yang beterbangan, padahal cecak
diciptakan tidak bisa terbang untuk menjemput makanannya. Tenangkan
hatimu yang gelisah karena hal-hal yang belum tentu terjadi, pasrahkan
dirimu pada Allah dengan usaha terbaikmu dan yakinlah bahwa Allah tidak
akan menelantarkanmu. Bukankah Allah telah menjaga, membesarkan dan
merawatmu hingga kini? itu pula yang akan dilakukan-Nya untukmu di masa
depan sampai waktu berkunjungmu di dunia ini berakhir. Bukankah sekuat
apapun engkau membuat rencana-rencana hasilnya tetap ditentukan oleh izin Allah semata?
Buanglah seluruh
pertanyaan-pertanyaan negatif seperti: bagaimana bila nanti suami
meninggal? Bagaimana bila nanti bisnisku merugi? Bagaimana bila nanti
tidak dapat mencukupi kebutuhan anak-anak? Bagaimana bila nanti SPP naik
dan sebagainya yang sering meresahkan. Gantilah dengan kata-kata
positif seperti "bila nanti di depan ada kesulitan, Allah pasti akan
menunjukkan jalan keluarnya untukku seperti yang sudah-sudah" atau "bila
Allah menutup satu pintu untukku, maka Dia pasti membuka pintu yang
lain untuk kulewati, aku hanya perlu mencarinya" dan sebagainya.
Allah berfirman
yang artinya: "Setan menjanjikan kamu kemiskinan sedangkan Allah
menjanjikanmu pengampunan" (al-Baqarah: 268). Rasa takut rugi, takut
miskin dan cemas berlebihan perihal ekonomi adalah dari bisikan setan
agar manusia lupa akan ke-Maha Pengasihan-Nya.
Adapun tadbir yang
berarti planning/perencanaan masa depan secara wajar tanpa menjadikannya
sebagai fokus utama kehidupan, seperti contoh memikirkan strategi
bisnis yang sedang dijalani, maka itu diperbolehkan. Karenanya, Rasul
bersabda: "Tadbir (dalam arti bisnis planning) adalah separuh dari
penghidupan".
Fokuskan sebagian
besar pikiranmu untuk hal-hal yang sudah pasti terjadi, yaitu: kematian
dan pertanggung jawaban di akhirat karena dii akhiratlah kehidupan yang
sejati dimulai, bukan di dunia ini. Berbuat baiklah dan maksimalkan
potensimu dalam kebaikan sejak kini.