NUR MUHAMMAD SAW.
Muqaddimah
Segala puji Allah, Tuhan seru
sekalian alam. Dialah yang menciptakan dunia beserta isinya , termasuk manusia.
Dengan hati yang bersih dari akhlak yang tercela, manusia jauh lebih mulia dari
pada binatang ; dengan ruh ketuhanan yang ditiupkannya, manusia ta’at dan patuh
kepadaTuhannya dari pada mahkluk lainnya, dengan akal fikirnya , manusia lebih
maju dan berpengetahuan dari pada ciptaan Tuhan lainnya. Tetapi manusia lebih
rendah dan hina di hadapan sang Khaliq , jika jiqanya kotor dan takabbur serta
condong kepada perusak alam .
Shalawatsertasalam semoga senantiasa
tercurah kepada Nabi Muhammad saw, para kerabat, sahabat beliau juga kepada
para pengikut dan pejuang membela kebenaran yang pernah diteladankan olehnya
demi mendapatkan ridhallah dunia-akhirat.
Sebelumnya , penulis mohon ma’af
jika nanti dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan, khusus dari pendapat
diri sendiri. Bicara tentang Nur Muhammad, Waliyullah, Sufi dan Insan Kamil
menurut pemikiran dalam Islam tidak terlepas dari perbedaan penadapat yang mana
yang paling benar dan dapat difahami oleh akal manusia sesuai dengan tingkat derajatnya?
Terutama , pendapat tentang kejadian
manusia pertama atau nur Muhammad? Menurut sejarah , Muhammad saw. Dilahirkan
oleh ibunya yang tercinta , Siti Aminah binti Wahab pada tanggal 20 april 571 M
atau 12 Rabulawal Tahun Gajah di kota Makkah dan ayahnya bernama Abdullah bun
Abdyl Muthalib. Beliau manusia bisa seperti kita, tapi luar biasa karena ia
diberi wahyu Illahi.
1. Nur
Muhammad
Dalam surat al-Furqan, ayat ke 7
mislnya , Muhammad adalah manusia biasa , seperti kita( juga makan, minum,
tidur, dll) dan beliau diberi wahyu oleh Tuhan sebagaimana dalam surat al-Kahfi
ayat terakhir.
Di duratar-Ra’d ,ayat ke 38 , Nabi
hidup berkeluarga , tidak rahbaniyah ( tidak membujang) .
Syeh Abdul Qadir Jailani menjelaskan
tentang ruhul Muhammad saw. Dalam kitabnya “Sirrul Asrar fi ma Yahtaju ilihil
Abrar”, bahwa ruhul Muhammadiyah (ruh Muhammad) itu adalah at sumber segala
yang wujud . Ialah yang awal dan ialah hakikat alam semesta . Allah SWT .
terbitkan segala ruh dari ruhnya .’Muhammad’ itu adalah nama bagi insane dalam
alam arwah ( alam ruh-ruh) . Ialah sumber dan asal segala perkara .
Tegasnya, kalau tidak karena akan
diciptakan Muhammad itu , tentulah ala mini tidak akan diciptakan . Hal ini
tepat seperti apa yang dilihat oleh bapak sekalian manusia, yaitu Adam as.
Setelah tuntas penciptanya , bahwa yang dilihatnya dipintu surga ialah nama
Muhammad saw. Di samping nama Allah , maka tahulah ia bahwa orang yang
mempunyai nama itu adalah semulia-mulia manusia yangakan dicipta Tuhan diantara
semua penciptaan-Nya yang akan menyusul .
Selepas
terzahirnya Nur Muhammad , maka Allah jadikan atau tau Zahirkan ‘Arasy dari Nur
Muhammad itu dan Allah zahirkan pula makhluk-makhluk yang lain dari ‘Arasy itu.
Semua itu berlaku menurut kehendak dan masyiahNya .
Kemudian Allah turunkan segala ruh
atau mahkluk-mahkluk tadi ke peringkat mahkluk yang paling rendah yaitu alam
ajsam atau alam fisikal atau alam kebendaan yang kongkrit dan nyata ini .
Firman Allah yang artinya :”Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya”.
(at-Tin:5) .
Allah turunkam Nur itu dari tempat
asal kejadiannya , yaitu di Alam Lahut
(alam ketuhanan) kealam Asma’ ullah (nama-nama Allah), yaitu alam
penzahiran sifat-sifat Allah atau alam akal Ruh semesta . Di sana ruh-ruh itu
turun kea lam Malakut .Di situ ruh-ruh itu dipakaian dengan pakaian
kemalaikatan yang gemerlapan . Kemudian diturunkan mereka kea lam kebendaan
atau alam ajsam yang terjadi dari unsur api, air,angin,(udara) dan tanah . Maka
ruh itu dibentuk dengan diberi badan yang terjadi dari darah, daging, tulang,
urat dan sebagainya .
Kemudian Allah perintahkan ruh-ruh
itu menduduki badan-badan yang dikhususkan untuk mereka masing-masing sehingga
lengkaplah suatu penciptaan yang amat sempurna . Kemudian disuruhlah pula malaikat
dan jinNya untuk memberikan penghormatan kepada penciptaanNya yang maha agung
itu , sesuai dengan firman Allah SWT.
yang artinya:”maka apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya dan Aku
tiupkan kepadanya ruhKu, maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud
kepadanya”. (Shaad: 72).
Setelah ruh itu diperbadankan, maka
lupalah ia asalnya dan perjanjiannya dengan Allah , tatkala di Alam Ruh .
Lupalah ruh itu yang ia datang dari Alam Ruh . Lupalah ia ketika pernah dahulu
ditanya sesuai dengan firman-Nya yang artinya:” Bukankah Aku ini Tuhanmu?
Mereka menjawab:Sebenarnya dan kami menyaksikan “. (al-A’raf:172) .
Dalam pengantar sejarah sufi &
Tasawuf , karangan Prof. Dr.H.Abu Bakar Aceh, tertulis bahwa hubungan kejadian
dunia dan manusia, orang-orang Sufi membuat teori yang tersendiri tentang Nur Muhammad , yang dinamakan Ruh terbesar
,yang katanya ialah mula-mula dijadikan Allah, sebelum menjadikan segala
sesuatu yang lain .
Dr.Yusuf al-Qardhawi menjawab dalam
bukunya Fatawa Qardhawi tentang siapakah makhluk yang pertama , benarkah bahwa
nabi Muhammad saw. Makhluk Allah yang pertama ? Telah tersiar diantara orang
awam dari kisah-kisah mauled yang sering dibaca bahwa Allah menggenggam
cahaya-Nya, lalu berfiman ,”Jadilah engkau Muhamad “. Maka adalah makhluk yang
pertama kali diciptakan Allah, dari situ diciptakan langit , bumi dan
seterusnya . Dari situ tersiar kalimat: Shalawat dan salam bagimu, wahai
makhluk Allah yang pertama”. hingga kalimat itu dikaitkan dengan adzan yang
syari’atkan , seakan-akan bagiannya .
Perkataan itu tidak sah riwayatnya
dan tidak dibenarkan oleh akal, tidak akan mengangkat agama, dan tidak pula
bermanfaat bagi perkembangan dari peradaban dunia .
Keawalan Nabi Muhammad saw. Sebagai
makhluk Allah tidak terbukti , seandainya terbukti tidaklah berpengaruh pada
keutamaan dan kedudukannya di sisi Allah
. Tatkala Allah memujinya dalam kitab-Nya, maka Allah memujinya dengan alasan
keutamaanyang sebenarnya . Allah berfirman yang artinya :”Dan sesungguhnya kamu
benar-benar orang yang berbudi pekerti agung”(al-Qalam:4) .
Nabi yang agung ini adalah manusia
seperti manusia lainnya dan tidak diciptakan dari cahaya atau emas, tetapi
diciptakan dari air yang memancarkan dan keluar dari tulang sulbi laki-lakidan
tulang rusuk perempuan sebagai bahan penciptaan Muhammad saw. Adapun dari segi
risalah dan hidayat-Nya, maka beliau adalah cahaya Allah dan pelita yang amat
tereng sebagaimana dalam firman-Nya yang artinya:” . . . Sesungguhnya telah
datang kepadamu cahaya dari Allah , dan kitab yang menerangkan (al-Maidah:15) .
“Cahaya” dalam ayat itu adalah Rasulullah saw. Sebagaiman al-Qur’an yang
diturunkan kepada beliau adalah juga cahaya . yang artinya” Maka berimanlah
kamu kepada Allah dan Rasul-Nya serta cahaya (al-Qur’an) yang telah kami
turunkan”.(an-nisa’:174) .
Lanjut dari penjelasan Syaih Abdul
Qadil Jailani bahwa reality yang bathin atau ini digelar oleh orang-orang Sufi
sebagai Haqiqatul –Muhammadiyah . Realiti atau haqiqat ini digelar dengan
banyak nama . Ianya digelar Nur atau cahaya karena ia bebas dan bersihdari
segala kegelapan, ataupun ia digelar Nur karena dengan adanya cahaya tersebut
segala kegelapan hilang musnah . Allah berfiman yang artinya:”Sesungguhnya
telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kita yang
menerangkan”.(al-Maidah:15)
Hakikat itu juga digelar’Aqlul-Kull(
akal semesta) karena ia tahu dan melihat segala sesuatu . Ia juga sigelar Qalam
(pena) karena ia penyebar ilmu dan hikmah dan menzahirkan ilmu dalam bentuk
huruf dan perkataan . Ia juga digelar Roh karena ia hidup , bukan mati. Dari
roh itulah terbitnya segala yang hidup . Oleh karena ia hidup , maka ia digelar
Roh .
Kendatipun pendapat diatas berbeda
,orang-orang sufi mengatakan bahwa Muhammad (Nur Muhammad) adalah makhluk yang
pertama diciptakan oleh Tuhan , sedang yang lain penciptaan beliau dari proses
kejadian manusia seperti kita masih dalam katagori pemikiran dalam Islam,
karena ayat-ayat al-Qur’an secara tegas tidak menyebutkan dari apa nabi
Muhammad saw. Diciptakan , hanya saja beliau tergolong proses kejadiannya
seperti kejadian manusia secara umum .
Pada abad ke tiga dank e empat
hijriyah, puncak tasawuf terletak pada Husain bin Mansur (244-309H) .Ia tokoh
yang paling kontraversial didalam
sejarah tasawuf dan akhirnya menemui ajalnya di tiang gantungan . Teori yang
dikembangkan oleh al-Hallaj ialah al-Hulul dan al-Hakikat al-Muhammadiyah (Nur
Muhammad) .
2.
Waliyullah
Dalam pengertian yang popular Auliya
sebagai bentuk jama’ dari pada kata qali diartikan dengan pengertian khusus
yaitu orang-orang yang dianggap mempunyai kelebihan Agama . Pengertian ini
diambil dari ayat al-Qur’an , yang artinya:”Ingatlah , sesungguhnya wali-wali
Allah tidak ada kekuatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih
hati “.(Yusuf:62) .
Bisa jadi , perkataan wali yang
digunakan sama seperti dalam kata Wali Songo (Wali Sembilan) diambil dari
pengertian diatas . Merekalah kekasih-kekasih Allah SWT.
Dengan
iman dan ilmu pengetahuan mereka sukses mengamalkan nilai-nilai Agama dalam
kehidupan sebagai pengembangan Agama Islam khususnya di nusantara ini atau
pulau Jawa dengan pendekatan kultur dan budaya setempat .
Abdul Karim Hawazin al-Qusyairi
dalam risalahnya, mengatakan bahwa kata Wali(orang suci) mempunyai dua arti .
Yang pertam berasal dari pola fa’il (pelaku) dalam pengertian pasif .Artinya,
Allah SWT. mengambil alih urusan-urusan (yatawalla) siwali . Sebagaimana telah
difirmankan oleh-Nya, yang artinya: “Dan Dia mengambil alih urusan (yatawalla)
orang-orang shaleh”.(al-A’raf:196). Dia tidak menugaskannya mengurusi dirinya
sendiri hatta untuk sesaatpun .Allah-lah yang
mengurusi dirinya .
Arti yang dua berasal dari pola fa’il dalam pengertian
intensif aktif . Ini berlaku pada orang yang secara aktif melaksanakan ibadah
kepadaAllah dan mematuhinya sedemikian rupa hingga amal ibadahnya terus-menerus
bersusulan tanpa diselingi kemaksiatan .
Kedua arti ini mesti ada pada
seorang wali untuk bisa dianggap sebagai wali sejati. Pelaksanaan hak-hak Tuhan
atas dirinya mestinya dilaksanakan sepenuhnya , sementara perlindungan dan
pemeliharaan Tuhan, disaat senang maupun susah , juga mesti ada .
Al-Ghazali dengan tandas menyatakan
dalam kitabnya “Ihya Ulum Al-Din”, bahwa siapa yang membantah adanya manusia
tingkat “Wali”, maka ia juga membantah adanya manusia tingkat”Nabi”.Bahwa
sekalipun nabi-nabi dan wali-wali itu adalah manusia seperti kita juga , tetapi
qalbu mereka itu sangat luar biasa bersihnya dan sucinya sehingga dapat lekes
menerima itu dan mersa segala sesuatu yang bersifat suci .Qalbu mereka itu
bagaikancermin yang jernih dan bersih, bersih dari segala sifat-sifat tercela ,
sehingga dengan gampang menangkap atau menerima pancaran Nur Cahaya apa-apa
yang tertulis dalam Lauhin Mahfuzd.BERSAMBUNG...BY ABI AZMI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar