""Nama-nama Nabi""

Nabi Adam as. Nabi Idris as. Nabi Nuh as. Nabi Huud as. Nabi Shaleh as. Nabi Ibrahim as. Nabi Ismail as. Nabi Luth as. Nabi Ishaq as. Nabi Ya’qub as. Nabi Yusuf as. Nabi Syu’aib as. Nabi Ayyub as. Nabi Dzulkifli as. Nabi Musa as. Nabi Harun as. Nabi Daud as. Nabi Sulaiman as. Nabi Ilyas as. Nabi Ilyasa as. Nabi Yunus as. Nabi Zakaria as. Nabi Yahya as. Nabi Isa as. Nabi Muhammad saw.

Rabu, 29 Februari 2012

Ajal Kesempurnaan Manusia (1)


Rabu, 29 Februari 2012

AJAL KESEMPURNAAN MANUSIA.
Fifman Allah: tsumma innakum ba’da dzalika lamaetuma, tsumma innakum qiamati tub’atsuuna (al-mukminun-15-16)=  
artinya : kemudian sesungguhunya kamu sekalian sudah hidup didunia ini pasti menuju pada kematian, kemudian sesungguhnya kamu sekalian pada hari qiamat akan dibangkitkan,

Halamn ini ada gambar manusia dalam kubur yg blm dimasukan
...............................................................................................................
1.  demikian dikuburkan dalam bumi suci semasa (tiga hari) sedang bengkak-bengkak belum ada yang musnah.
2. dalam tujuh hari telah musnah bgunan manusia, lagi pula telah pecah perutnya
3. dalam empat puluh hari telah kehilangan  (urat,kulit, daging, tetapi tulang belulang masih utuh, rambut telah terlepas).
4. Dalam ulang tahun pertama telah ruku'
5. dalam ulang kedua telah sujud
6. Dalam seribu hari, semua tulang telah kumpul,segalanya sempurna dari qudrat zdat yg Maha Mulya, telah tiada berasa-rasa lagi, dan tidak merasa-rasa lagi, tinggalkan Asma Allah tiada diqudrat yg Maha Suci.
PRIHAL : AJAL  KSEMPURNAAN  MANUSIA.

Ketahuilah : bahwasanya manusia yang sempurna itu pulang kejaman-nya sendiri sebagai diterangkan dibawah ini,yakni jikalau telah Berfijak di ‘alammya sendiri itu telah berwujud ---satu---dari itu nyawa melompat jauh pulang didalam tanazul taroqi, adalah Sebagai Berikut :
1.     Cahya turun pulang gilang gemilang kepada ‘alam insan kamil.
2.      Budi turun pulang kepada ‘alam ajsam
3.     Rasa turun pulang kepada ‘alam misyal
4.     Rupa turun pulang kepada ‘alam arwaah
5.      Warna turun pulang kepada ‘alam wahidiyah
6.     Bau turun pulang kepada ‘alam wahdah
7.     Angan-angan Turun Pulang Kepada ‘Alam Ahadiyah
8.     Hidup turun pulang kepada ‘Alam Insan Kamil kembali sempurna terang benderang   dari pada Qudrat Ana, .
                                                                                    
Bermula yang sempurna dijaman khalawat dalam bumi suci sebagai berikut :
1 . Kulit
2 . Otaq
3 . Urat
4 . Tulang
5 . Rambut
6 . Daging
7 . Darah
8 . Sumsum.
Adapun saudara empat kelima pancer juga sama sempurna kepada bumi suci,
1 . Air tuban
2 . Bungkus
3 . Ari-ari
4 . Janin / Darah pengiring
5 . Pancer semuanya telah pulang sempurna kembali kepada Qudrat Ana pula : 

Yang Hitam …………………………….Bernyala ………………..........………..…Merah
Yang Merah  …………………..Bernyala …………………………………Kuning
Yang Kuning …………………………….Bernyala ……………….................………….Putih
Yang Putih ------ -Bernyala ------yang Tungal pada Dzat Alah, artinya : Kulit itu bernyala daging, daging bernyala tulang,tulang itu bernyala-nya dilebur menjadi cahya yang bershifat pada ma’rifat yang abadi, artinya : telah memusnahkan Wujudnya hamba. karena hamba itu (‘Adam- Hukumnya ), adanya hamba itu melainkan Dzattullah bercahya dan yang ada.

Ajal Kesempurnaan Manusia (2)


TAT KALA  AJAL HENDAK  SAMPAI.2

Bahwasanya penglihatan orang akan mati ( Yaitu yang keluar tetkala kita hendak mati ), pada garis besarnya yang keluar dari pada Jasmani kita tatkala sakaratul maut itu : lima keadaan :
1 . tatkala datang cahya hitam, itulah yang ipanggil cahya iblis maka pujinya :  Lailaha Illallh.
2 . Dan tatkala datang cahya merah, itulah cahya yahudi namanya, pujinya : Allah-Allah-Allah .
3 . Dan takala datang cahya kuning, itulah cahya nashrani namanya pujinya: Allah Hwu-Allah Hwu-Allah Hwu.
4 . Dan tatkala atng cahya hijau, itulah cahya Jibril namanya, pujinya : Allahu Yaa Hwu-Allahu Yaa Hwu-Allahu Yaa Hwu.
5 . Dan tatkala atang cahya putih, itulah yang ipanggil cahya nuur Muhammad.s.a.w
Maka pujinya : Masyaa Allahu kanal mu’miniina Yaa Hwu-Yaa Hwu-Yaa Hwu-Haq.
 manakala sudah habis segala rupa cahya maka adalah penglihatan yang putih bersih, sangat terang kembali jauh terbanding yang mata hari dan bulan, terangnya terus meliputi tujuh lapis bumi dan tujuh lapis langit dan tiada yang seumpamanya, tiada ada bandingnya, itulah yang disebut (Nurullah) menembus meliputi segala ruang tiada yang sebatasnya tiada berbayang dan tiada terbayang.
Maka lantas nyata tubuh kita laksana pinang dibelah dua, rupanya tidak sekali-kali ada bedanya serta kita pandang ada….kaful Muhammad,… dan yang tersebut tadi,….taful Muhammad….namanyapun oleh setengah ‘ulama dinamai….kalimatullah…dan kalimatu muhammad…akan tetapi manakala datang tidak seperti yang tersebut, hati-hatilah itu bukan lagi bernama …panca indra…
Hendaknya ketika itu baik pandang kita seperti yang tersebut, itulah sebenar-benarnya yang datang kepada mati, maka itu puji jangan dilupakan,Yaa Hwu -Yaa Hwu-Yaa Hwu–Haqku-Jangan berhenti pujinya sehingga sampai hilang, jangan berhenti pujinya.
Demi Allah yang bershifat rahman rahiim, jangan syak dan diam begitulah pengajaran daripada  aulia Allah yang turun kepada guru yang mursyid, maka kita serahkanlah dengan (ridha), suka serta (ikhlash) mati kita itu, karena mati itu…(tiada)….supaya (ada)…

Ajal Kesempurnaan Manusi (3)


HALANGAN BAGI MANUSIA:3

Bahwasanya halangan bagi manusia yang suka berubah-rubah tanda kelemahan Makhluq itu ternyata didalam (adam) hukmi menampak perasaan sebagai berikut dibawah ini :
Pertama:
Yang  pertama nampak alam ruhiyah yaitu alam nyata,
Terang benderang bukan terangnya siang
Tidak berjihat
Timur
Barat
Utara
Selatan
Bawah/atas
Disitu nampak seolah-olah samudra tidak bertepi, itulah kenyataan (hati) berbaur cahaya otaq, dan ditengah-tengah samudra itu ada dzurriyyah sangat jernihnya laksana langit barat dikala petang hari, terang keemasan cahayanya, itulah kenyataan (jantung) berbaur cahayanya.
Joharul awwal yang meliputi sejatinya (hati) sebagai pembukanya, maqamnya dicipta,
Bertempat dipenglihatan,
Pendengaran,
Pembahu,
Perasa,
Dan perasaan,
Disebut (Mukashifat) kekuasaannya hanya memimpin segala shifat samwah, pada tatkala itu janganlah sampai khilaf terhadap tanda rupa yang sejati,

Kedua:
Yang kedua telah musnah ‘Alam ruhiyah, lalu nampak ‘Alam sirriyyah, yaitu ‘alam rahasia, terangnya melebihi ‘alam ruhiyyah, disitulah kedatangan cahaya empat warna,
Hitam,
Merah,
Kuning,
Putih,
Itulah kenyataan budi mengeluarkan (nafsu) empat perkara, masing-masing menjadi rintangan (hati) berturut-turut menampak satu persatu.
1.      dan yang mula-mula nampak adalah cahaya hitam, itulah kenyataan nafsu luamah,
hawanya sewaktu hidup membawa :
haus,
lapar,
mengantuk,
dan yang sepertinya,
kenyataannya diperut besar,
keluarnya dari lisan,
dan kejadiannya dalam cahaya hitam menampak jenis binatang yang merayap, maka masing2 menggota agar dianggap tuhan. pengaruhnya pada gempa bumi,
‘alam nafsu yang disebut (‘alam nasut) yakni tempat (lupa) maksudnya adalah sewaktu hidupnya seperti mempertuhankan (nafsu luamah),
Banyak lupa/lali daripada mengingati Allah, lebih mementingkan banyak :
Makan,
Minum,
Tidur,
Maka hendaknya ingat-ingatlah dengan segala keteguhan : jangan sampai hanyut berada didalam cahaya hitam, kalau-kalau menjelma pada binatang /hewan yang (merayap).
2.      tiada diantara lama cahaya hitam lenyap lalu nampak cahaya merah, itulah :
keadaan nafsu amarah,
kenyataannya diampedu,
keluarnya dari telinga,
kejadiannya dalam cahaya merah menampak jenis2 budi sarani dan bangsa hantu, masing-masing menggoda agar dianggap tuhan, pengaruhnya : api menyala besar menjulang, alam nafsu itu disebut (alam jabarut), thabe’atnya geram tempat menderita kesukaran, awas disinilah tergodanya orang yang selagi hidupnya mengikuti hawa nafsu (amarah),
mengumbar marah,
panas hati,
inkar/murka,
dendam,
hasut,
dan seperti itu, ingat2lah hendaknya teguh jangan sampai hanyut berada dalam cahaya merah,kalau2 menjelma pada (hantu)
3.      tiada antara lama cahaya merah lenyap lalu nampak cahaya kuning,
itulah keadaan nafsu sufiayah,
kenyataannya dilimpa,
keluarnya dari mata,
kejadianannya didalam cahaya kuning menampak jenis-jenis hewan unggas, dan bangsa burung yang dapat terbang, masing-masimg memgoda agar dianggap tuhan,
pengaruhnya (angin ribut yang besar),
alam nafsu itu disebut alam (lahut)
tabiatnya suka berubah-rubah,
tempatnya rongga segala anggauta badan,
disinilah tergodanya orang selagi hidupnya mengikuti hawa nafsu syahwat, keinginannya yang membawa kemurkaan : kegemaran/kesukaan pada kesenangan dunia sampai (lali) dan lupa mrngingat Allah.
Awas ingat-ingatlah! Hendaknya tetap teguh jangan sampai hanyut berada didalam cahaya kuning, kalau-kalau menjelma jenis-jenis atau hewan yang dapat terbang (seperti kelalawar dan sebagainya)
4.  tiada lama cahaya kuning lenyap lalu cahaya putih.
Itulah keadaan nafsu mutmainah, keadaannya ditulang keluarnya dihidung,
Kejadiaannya didalam cahaya putih menampak jenis-jenis bangsa ikan berada disamudra rahmah,
Masing-masing menggoda agar dianggap tuhan,
Pengaruhnya, air jernih tidak ketauan asalnya,
Alam nafsu yang disebut (alam malakut) artinya : istana tetapi hati-hatilah itu bukan istana sejati yang maha mulya hanya penggoda, disinilah tergodanya orang selagi hidupnya mengikuti nafsunya yang menyuruh pada :
Rakus,
Tamak,
Gila harta,
Dan kedudukan/kemasyhuran, gila dunia dan kemauaan dan yang sepertinya,
Ingat-ingat dan waspadalah ! hendaknya yang teguh, jangan sampai hanyut dodalam cahaya putih kalau-kalau menjelma pada ikan atau bangsa hewan dalam air.
Ketiga :
Yang ketiga : setelah musnah (alam sirriyyah) lalu nampak (alam nurriyyah) yakni alam cahaya, terangnya melebihi alam
sirriyyah, disitu datang alam panca warna.
Hitam,
Merah,
Kuning,
Putih,
Hijau,
Berbarengan dengan itu nampak terbentang !istana seribu indah permai semua, itulah kenyataan pancaindra yang dusebut (alam hidayah) yakni petunjuk karena memang menunjukan tempat terbentangnya istana, tetapi waspadalah itu bukan istana sejati yang teratur maha mulya, melainkan hanyalah : istana (pana sarana namanya misalnya juga :
1.      Istana yang teratur nampak cahaya hitam,
Itulah cahayanya dzat hewan yang bangsa merayap,
2.      Istana yang teratur nampak cahaya merah,
Itulah istananya bangsa hantu,
3.      Istana yang teratur nampak cahaya kuning,
Itulah istanya dzat bangsa burung dan hewan yang terbang,
4.      Istana yang teratur nampak cahaya putih,
Itulah istananya bangsa ikan dan hewan dalam air,
5.      Istana yang teratur nampak cahaya hijau,
Itulah istananya bangsa tumbuh-tumbuhan,
Tiba-tiba terdengar suara menyeruh menunjukkan pada istana yang agung maha mulya, padahal itu semua bukannya istana yang sejati maha hendaknya ingat-ingat dan waspadalah sampai dapat digoda untuk memilih salah satu, kalau-kalau termasuk kedalam istana yang sesat istana pana sarana namanya, dan disinilah banyak terjerumus yang selagi hidupnya,
Berdusta,
Menipu,
Licik,
Curang dan sepertinya,   
Ke empat : 
Yang kempat : Masih didalam Nurriyyah. disitu nampak cahya Jernih, didalam cahya da nyala berdiri memancarkan sinar delapan Warna :
1 . Hitam,
2 . Merah,
3 . Kuning,
4 . Putih,
5 . Hijau,
6 . Biru,
7 . Ungu,
8 . Merah muda,
Berbarengan dengan itu menampak seakan-akan syurga seribu permai semua, itulah kenyataannya (sukma), yang disebut (alam iskhat) yakni alam birahi (syaghafi) karena tempat menggoda rasa merasa jatuh cinta kepada syurga yang terbentang itu, padahal sesungguhnya bukan syurga yang suci yang penuh nikmat,
1 . Yang nampak syurga seribu hitam licin gelap gemerlap.itulah kanyataan rasa,             
     Maka jikalu berada disitu kalau-kalau jadi penghulu jin hitam.                                 
     Hatilah jangan sampai terhanyut didalamnya.
2 . Yang nampak seaka-akan syurga seribu merah kemerahan.
     Itulah kejadian diri kedustaan ciptarasa.
     Hati-hatilah jika berada disitu kalau-kalau menjadi penghulu jin merah,
3 . Yang nampak seaka-akan syurga seribu kuning keemasan,
     Itulah kejadian dari kacaunya cipta angan-angan
     Hati-hatilah jika berada disitu kalau-kalau menjadi penghulunya jin kuning.
4 . Yang nampak seaka-akan syurga seribu putih, bersinar bersih,
     Itulah kejadian dari kesetiaan cipta / kebiasaan berkhayal ;
     Jika berada disitu kalau-kalau menjadi penghulunya jin putih.
5 . Yang nampak seakan-akan syurga seribu hijau pelangi,
     Itulah kejadiannya dari kekuatan cipta anga-angan,
     Jika berada disitu kalau-kalau menjadi penghulunya jin hijau.
6 . Yang nampak seakan-akan syurga seribu biru gelap gemerlap,
     Itula dari reka daya ( pentas ) cipta,
     Jika berada disitu kalau-kalau menjadi penghulu jin biru.
7 . Yang nampak seakan-akan syurga seribu ungu,
     Itulah kejadian dari kelayakkan cipta,
     Jika berada disitu kalau-kalau menjadi penghulu jin ungu.
8 . Yang nampak seaka-akan syurga seribu merah muda berpencaran serupa merah delima,
     Itulah kejadian dari berubah-rubah cipta,
     Jika berada disitu kalau-kalau menjadi penghulunya jin merah muda,
     Maka tiba-tiba menghembus segala kayangan itu semerbak bau harum yang menarik rasa,padahal palsu belaka,
Ingat-ingatlah jangan sampai dirasakan, kalau-klau termasuk syurga penyesatan.
Orang tergoda disini yaitu mereka yang selagi hidupnya suka terbenam alam- khayal /lamunan,malas bekrja,
suka memusatkan daya cipta pada jalan yang tercela, maka itu : berhati-hati                                       Kelima :
Yang kelima : musnah (‘Alam Nurriyyah,) maka menampak ‘Alam Uluhiyyah (Ilahiyya) artinya : ‘Alam ketuhanan, terangnya Melebihi ‘Alam Nuriyyah an disitu nampak cahya memancar. didalam cahya itu ada berbentuk seperti anak lebah berdiri dimaqom
Fana, itulah warna sukma yang menambahi warna semua dan adalah meliputi idalam jagat besar (Raya) an jagat kecil beserta Isinya tetapi hidupnya dari purnamanya rasa.lalu tetkala itu atang malaikat menyerupakan –bapak- dan –kakek- laki-laki / leluhur Laki-laki, mengaku utusan dzat yang Maha Suci, katanya : isuruh membawa kekaramtullah. hati-hatilah an ingat-ingatlah Hendaknya tetap teguh !jangan sekali-sekali meng-imankan! dinilah bagi tergodanya orang yang selagi hidupnya suka membanyakan kessatan dan penyesatan jalan ketuhanan engan bid’ah dan kharfat.
Keenam :
Yang keenam : masih didalam Uluhiyyah, semakin bertambah terangnya isitu tampak cahya bersinar, didalam sinar itu ada bentuk macam-macam patung Kecil ari gadeng / semacam anak-anakan ari mutiara, bukan laki-bukan-perempuan-bukan-banci-berdiri imaqom baqau, itulah purnamnya rahsia yang menguasai i ‘alam semua, tetapi hidupnya, dari ( Dzat Athma.) pada ketika itu atanglah beda ari menyurupai-ibu-dan-nenek-yaitu leluhur perempuan an mengaku katnya : utusan Dzat yang maha suci yang suruh Untuk membawa ke karamatullah, maka ingat-ingat-lah jangan sekali-sekali meng-imankan. disinilah tergodanya orang selagi hidupnya  menggemari olok-olokan bermain-main.
Ketujuh :
Yang ketujuh : idalam Uluhiyah,terang benderang tiada hingganya tiada bandingnya, isitu tiada menampak apa-apa melainkan Nurcahya gilang gemilang tiada bayangan. itulah Dzat Athma yang isebut sajatinya Dzat, yang : 
Tiada Awal,
Tiada Ahkir,
Tiada Arah Jihat,
Tiada batas ang an tempat,
Tiada Rupa,
Tiada Warna,
Tiada berkesudahan,
Ashlinya segala ashal,
Azali abadi, semestanya meliputi sekalin ‘Alam semua,   
Meliputi menguasai segala maqom sempurna,
hidup serta menghidupkan,
Maha suci Dzatnya yang Maha Agung,
‘Ajibu Shifatnya,
Yang berkuasa Asmanya serta sempurna Af’alnya, yakni laisya kamislihi syaii-un,
Artinya : tiada yang menyerupai sesuatu apapun juga: Lam yakun lahu kufuan ahad, artinya : terada didalam hidup kita peribadi :
Wahuwa ma’akumm ainama kuntum , atinya : tiaa jarak antara ; bertunggal hamba tuhan,
Perhatian !
Janganlah syak dan diam dam janganlah ipersoalkan apalagi diperbantahkan an terutama tiak boleh dibicarakan ilmu ini engan siapa-siapa yang tiak satu maqam, manusia kan waktu saja.
Hati-hatilah hiup I alam syahaah ini : waktu jangan disia-siakan, tuhan jangan dilupakan an hawa nafsu jangan diikuti tetapi mesti ikenalikan,
Karena hiup ini sebenarbenarnya mati,
Mati sebenar-benarnya hiup,
Maka agar selamat perjalanan kita sebagai hidup yang selamat an sejahtra tiak terjerumus kealam (Neraka) kesesatan dan neraka-neraka pana sarana sebagaimana tersebut diatas, jaga dan kendalikan terutama segala kecelaan yang berpokok dari nafsu (amarah) dan nafsu (syahwat) keinginan, dengan melaksanakan (Takhalli tahalli).
Firman Allah ta’ala : balittaba’alladziina zhalamuu ahwaa ahum bighairi ‘ilmi, famal yahdi man adhallallaha, wamalahu minnashiriina (arruum-29), artinya : sebenar-benarnya segala mereka yang zhalim itu mengikuti (hawa nafsu) mereka dan tiada berilmu, maka siapakah yang memberi petunjuk kepada orang yang allah sesatkan, dan sekali-kali tiada ada penolong bagi mereka, dan lagi firmannya : ulaa-ika thaba’allahu ‘ala quluubihim wattabi’u ahwaa ahum. Artinya : Muhammad saw, mereka itu adalah orang yang telah terpatri oleh Allah atas hati mereka dan mereka itu mengikuti hawa nafsunya,
Dzikir Janin Dan Dzikir Mayyit:
Bahwasanya dzikir janim dan dzikir mayyit ini termasuk (dzikir sirryyah) yakni dzikir rahasia, dan menjalankannya dengan syarat terpimpin oleh guru mursyid pada dzikir janim orang berdzikirnya duduknya dalam keadaan terbungkus seperti duduknya janim yang telah (9) bulan mengingati dirinya sampai apada tatkala (nuqthah), pada dzikir mayit dapat dikerjakan sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan pengawasan guru mursyid, mulai dari :
Dimandikan,
Dikafankan,
Dikuburkan,
Bahwasanya kala berhasil dapatlah seorang : melihat mengalami apa-apa, yang datang kepadanya dari segala ‘amal perbuatannya, yang baik dan yang buruk selama itu sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah ta’ala,Iqraa kitabaka binafsika yauma ‘alaikassibaan(al-isra-14)                         
Artinya : bacalah kitab catatan amal perbuatan engkau, cukuplah engkau sendiri yang menghitungnya (baik dan buruknya)

Rahmat Mulyadi. Taman Bima Permai Blok A11 Cirebon Jabar
Mohon maaf atas kekuarangannya dan kehilapannya.

Tamat

Wallahu ‘alam bishshawab



Mengenal diri (1)


 MENGENAL DIRI

berkata ahli Syufiyal muhaqiqin dengan mendasarkan pada sabda Rasulullah saw :

Man ‘arafa nafsahu faqad ‘arafa rabbahu, ‘arafa rabbahu faqad jahila nafsahu

Artinya : barangsiapa mengenal akan dirinya (dengan sebenar-benar mengenal) tentu dia mengenal akan Tuhannya. Barangsiapa yang telah mengenal akan Tuhannya tentu dia mengenal akan dirinya.

Adapun langkah pertama untuk mengenal diri sendiri ialah mengetahui dari itu tersusun dan bentuk-bentuk zhahir (yang disebut badan atau jasad) dan bentuk-bentuk bathin (yang disebut qalbu atau jiwa) adapun yang disebut qalbu itu bukanlah yang segumpal daging yang berada disebelah (kiri) badan dibawah susu kiri (yang dikatan jantung ) tetapi dia adalah ruuh suci dan berpengaruh di dalam tubuh dan dialah yang mengatur jasmani dan segenap anggota badan, dialah sebenarnya : haqeqat insan ( diri yang sebenarnya diri) dan dialah yang bertanggung jawab dan dialah yang di puji dan di azab oleh Allah. Bermula jasad itu dimisalkan suatu kerajaan dan (ruuh) adalah rajanya yang berkuasa mengatur / memerintah jasmani, dan seluruh badan jasmani akan hancur, binasa setelah mati, tetapi haqeqat (ruuh/jiwa) tidak mati, dia tetap tinggal dalam ilmu Allah, kalau jasad disebut kerajaan dalam bentuk alam syahadah (alam nyata) maka ruuh/ jiwa adalah raja dalam bentuk (alam ghaib)
Dia keadaannya tidak terbatas oleh ruang dan waktu tak terpisah, tidak tertentu tempatnya didalam suatu bagian tubuh, oleh karena itu bahwa setiap orang memerintahkan atas kerajaan kecil dalam dirinya sendiri, yang dikatakan juga : dunia kecil dalam dirinya.

Firman Allah Swt : yas-alunaka ‘anilr-ruuh qulir-ruuh min amri rabbii wama utitum minal ilmi illa qaliila (al-israa-85)

Artinya : mereka itu bertanya kepadamu (wahai Muhammad) tentang (ruuh), katakanlah bahwa ruuh itu urusan-Ku, tidak kamu diberi ilmunya melainkan sedikit saja.

Dan lagi firmannya : awala yadzkurul insanu annaa khalaqnahu min qablu walam yakun syai-a (al-maryam ayat-67)

Artinya :  tiadakah manusia itu ingat bahwa kami (allah) menjadikannya dahulu pada hal dia pada tetkala itu belum merupakan apapun.
Merupakan Apa-pun.

Tiliklah bahwa manusia dijadikan dari setetes (air mani) yang tidak mempunyai :
Tidak mempunyai Aqal,
Tidak mempunyia pendengaran,
Tidak mempunyai kaki
Tidak mempunyai tangan
Tidak mempunyai kepala,
Tidak mempunyai perut dan sebagainya.
Ketehuilah bahwa tingkat kesempurnaan yang manusia dapat capai bukanlah dia yang membuatnya, karena rambut sehelaipun takan sanggup manusia membuatnya. Disadarilah kiranya bahwa manusia dapat menemukan dirinya dalam kejadian yang sangat kecil bila dibandingkan dengan kekuasaan dan kasih sayang Allah yang Maha Agung yang menjadikannya.
Bersambung..........1

Mengenal diri (2)


KEJADIAN INSAN.
 
1. adapun kejadian insan itu martabatnya : kejadian dzahir insan adalah martabat
Pertama : tetkala dari bapak itu (Nuqthah) namanya yaitu :Maa-ul hayati (Air hidup) sifat hayat, bahwasanya maua-ulhayat itu tempatnya didalam syurga ketujuh berdekatan dengan Air qashar.
2. bermartabat kedua : tetkala jatuhnya maa-ulhayat masuk kedalam tubuh jasmani itulah (Dzurriyyah) namanya
3. martabat ketiga : tetkala jatuhnya (dzurriyyah) masuk kedalam (tulang shulbi) itulah (mani) namanya yakni ! syifattullah yang artinya martabat yang ketiga itu pada (syifat ma’ani) :
1. ‘Ilmu    : ........
2. Hayat   :.........
3. Qudrat : .........
4. Iradat   : ........
5. Sama’   : ..........
6. Bashar :...........
7. Kalam  :..............
Maka dalam itu hendaklah ibu bapak berkelakuan baik-baik dan berhati-hati
4. kemudian daripada itu maka turun dia dari maqam (‘Ala) kepada maqam (sulfa) itulah yang disebut (Assafi’iina) yaitu daripada kandungan bapak kepada kandungannya ibu.
Serta berjumpa kepada mani bapak dan ibu, maka dinaikan (Nuqthah) artinya :Nuqthah itu bersama-sama menjadi satu titik inilah (masrah) keduanya, maka  dinaikan dia (Nuqthah) artinya : bercampur (mani) bapak dengan (mani) ibu maka itu menjadi (zurriyyah). Adapun tatkala dzurriyyah itu masih masing-masing kedudukannya yaitu bahwa bertingkat-tingkat :
1.            daulatul Qaiim , itulah dzurriyyah dari bapak yakni titik dari bapak, maka keadaannya itulah yang membawa syifat (Jamal)
2.            Nurul Qadiimu , kediamannya itu (mani bapak) pada mata bapak,
3.            Joharul Qadim, kediamannya mani bapak ini pada perut bapak dinamakan (Masyiinuna)

DEMIKIAN PULA DZURRIYYAH DARIPADA IBU SEPERTI JUGA HALNYA DZURRIYAH  PADA BAPAK.

dihalaman ini aga gambar janim yg blm dimasukan

Didalam keadaannyapun bertingkat-tingkat pula, seperti pada bapak, maka mani mapak yang jatuhnya kedalam tanah suci itu (Alif awal) namanya. Dan juga berjumpa dzurriyyah itu jadilah (dua titik) maka (Nuqthan) namanya, atau disebut dengan nama (dua alif) namanya.

1.            Alif awal…itu dzurriyyah bapak, maka itulah yang menjadi anak.
2.            Alif sani …itulah dzurriyyah ibu, inilah rupanya.(……ada gambarnya disini……..)
Dan apabila masrah keduanya yakni menjadi satu, maka jadilah berlaku suatu kelakuan, maka dinamakan ia (Nuqthah) inilah rupanya (……ada gambarnya disini…………..)

Kemudian juga masrah keduanya dalam (rahim ibu) sampai paa bilangan cukup (40) hari maka dinamakan dia (Nutfah) inilah rupanya (………………….)
Seterusnya manakala dialam rahim ibu cukup bilangan (80) hari, dinamakan dia (‘Alaqah) inilah rupanya (……………..)
Dan manakala didalam rahim ibu cukup bilangan (90) hari, maka dia dinamakan dia (Mudghah) inilah rupanya (………………)
Dan manakala didalam rahim ibu cukup bilangan (120) hari, dinamakan dia (Hayyun) inilah rupanya (…………………..)
Dan manakala didalam rahim ibu cukup bilangan (9) bulan atau (12) bulan maka dinamakan dia (Janin) inilah rupanya (………….)
Maka telah cukuplah syifat-syifat-nya itu, inilah kehasilan-nya (Insanul kamil) yang bernama (syifat Rahman) yang daripada Allah (Joharul Qadiim) daripada mani bapak / ibu pada perut, dan yang bernama (syifat Arrahiimu) yang daripada Allah SWT, itulah haqeqat (insanul kamil)

Firman Allah SWT, walaqad khalaqnal insana min sulalatin min thiin, tsumma ja’alnahu nutfatan fii qararim-makiin, tsumma khalaqna nuthfata ‘alaqatu mudhghatan fakhalaqnal mudhghatan ‘izhaman fakasaufal ‘izhama lahma, tsumma ansyaa-anahu khalaqna akhara, fatabarakallahu ahsanal khaliqiina.

Artinya : demi sesungguhnya kami (Allah) telah memulai penciptaan manusia daripada (air) yang tersaring dari sarinya tanah, lalu kami jadikan (air mani) ditempat diamnya yang kokoh kemudian kami jadikan (mani) itu (darah segumpal) maka kami jadikan segumpal (darah) itu daging sepotong lalu kami jadikan tulang maka kami jadikan tulang2 itu dibungkus dengan daging , kemudian kami berkenan terbitkan dia kejadian baru (manusia) yang elok, maka telah memberkati Allah yang sebagus-rupa rupa.yang maha menjadikan.
Maka demikian itulah ringkasan haqeqat (Insanl kamil) yakni yang sebenar-benarnya (diri) dan yang sebenar-benarnya (tuhan), sebagaimana telah berkata ahli shufiyatul muhaqiqiina :

Man ‘arafa nafsahu faqad ‘arafa rabbahu. Maksudnya : mengenal haqeqatnya yakni : mengenal : dzatnya, shifatnya, af’alnya,
asmanya, sebagaimana firman Allah SWT.

Artinya : barangsiapa mengenal akan dirinya dengan sebenar-benar mengenal, maka sesungguhnya dia mengenal akan tuhannya dengan sebenar-benar mengenal, maksudnya: mangenal haqeqatnya yakni : dzatnya, shifatnya, af’alnya, asmanya, sebagaimana firman Allah SWT.

Wallahu khalaqakum wamata’maluuna (ashafat-96)

Artinya : bahwasanya Allah yang telah menjadikan kamu dan apa perbuatan-perbuatan kamu, maksud maradnya ayat ini menerangkan bahwa Allah bersesuatu keduanya (di antara khalaq dan khaliq) yakni keadaannya insan itu keadaannya Allah pada bathinnya dan pada zhahirnya :

Al-insanu zhahirullahu, wallahu bathinuhu.

Artinya : manusia itu zhahir Allah, dan Allah itu bathin manusia.

Oleh karena segala (geraq dan diam) itu sebenar-benarnya tiayada sesuatu yang lain hanyalah (af’alullah jiwanya ):

Laa tataharrak dzurrata illaa bi-idznillahi.
Artinya : tiadalah geraq sesuatupun hanya serta idzin Allah (hanya geraq allah juga haqeqatnya).

TAR KIBUL INSAN = SUSUNAN MANUSIA.

1 . Bermula : Penglihatan,…Pendengaran,…Penciuman,…Perasaan.
                      Itu datang dari ada Allah Subhanahu Wata’ala,
2 . Adapun :  Ruuh,
                      Nyawa,
                      Wujud,
                      ‘Ilmu,
                      Nuur,
                      Sayahud,
                      Itu datang Ashalnya daripada Muhammad, Shalallahu ‘Alaihi Wasallam,
3 . Adapun  : Tubuh,
 Jasmani,
 Narun,
 Rihun,
 Maun,T
 urobun,
                      Itu atang Asalnya daripada Adam ‘Alaihissalam
4 . Adapun Tulang,…Urat,…Otaq,…Sendi,
                      Itu datang Ashalnya daripada Bapak,
5 . Adapun :  Darah,
                      Daging,
                      Kulit,
                      Rambut,
                      Itu Datang Ashalnya dari iada Ibu
6 . AdapunWadaa,…Madi,..Mani,...Minikum,…Nuthfah,…‘Alaqoh,…Mudhghoh,
                      Itu Asalnya daripada Ibu beserta Bapak

Falyanzhurul insanu mimma khaliqa mimma-i afiqin, sayakhruju min bainil shalbi wattara-ibi     ( Ath-thoriq Ayat-5-7 )
Artinya : maka hendaklah memperhatikan manusia dari apa dijadikannya daripada air mani yang memancar tertumpah yang keluar dia dari antara tulang punggung (shulbi) laki-laki dan tulang dada perempuan.

Adapun air itu :
1.            darah oleh kita, dan adalah tempat tajali wujudullah yang bernama (Muhyii)
2.            dan api itu syahud oleh kita, dan adalah tempat tajali wujudullah yang bernama ( ‘Azhiim)
3.            adapun angin itu, nafas oleh kita, dan adalah tempat tajali wujudullah yang bernama                       (Qawiyyun)
4.            dan adapun tanah itu, tempat tajali wujudullah yang bernama (Hakiim)

Qola Rasulullah .s.a.w : ‘Aroftu robbii birobbii,  
                                                                                 
Artinya : Daku mengenal Tuhanku dengan Tuhanku,

Sambungan..........2