NUR MUHAMMAD SAW
Lanjutnya,
Ghazali menerangkan , bahwa baik bagi Nabi-Nabi atau wali-wali, karena
keistimewaannya terbuka dan jelaslah baginya segala sesuatu , hati mereka itu
penih dengan cahaya , tidak dengan pelajaran dan tuntutan ilmu pengetahuan ,
tetapi karena zuhud di dunia , karena terbebas dari ikatan dunia itu, dengan
demikian hatinya telah hampa dari kesibukan dunia, telah bersedia menerima
segala ilham Tuhan . Maka barang siapa yang dirinya telah teruntuk bagi Tuhan,
niscya Tuhan itu pun teruntuk baginya .
Kata Ashbahani dalam
kitabnya”Hiliyatul Aulia”, inilah wali-wali Tuhan yang mendapat keistimewaan ,
yang ilmunya melewati ilmu manusia, inilah orang-orang saleh yang setempat
dengan tempat syuhada’ dan Nabi-Nabi .
Sahl bin Abdullah mengatakan ,
“Perbuatan para wali selamanya sesuai dengan hujum syari’at “. Dikatakan ,”Ada
tiga tanda wali :dia sibuk dengan Allah, dia lari kepada Allah , dan dia
berkepedulian hanya dengan Allah”.
Yahya bin Mu’adz menggambarkan para
wali sebagai berikut “Mereka itu adalah hamba-hambayang berpakian keakrapan
dengan AllahSWT.setelah mengalami penderitaan , dan yang memperoleh istirahat
setelah berjuang ketika mencapai tahapan kewalian”.
3.Sufi
Dalam sejarah perkembangan Tasawuf,
sufi dan tasawuf beriringan . Beberapa sumber dari para orientalis maupun dari
kitab-kitab yang terkait dengan sejarah Tasawuf memunculkan berbagai definisi ,
apa itu tasawuf ? Menurut Nicholson, tasawuf adalah sebagai bentuk ekstrimitas
dari aktivitas keagamaan di masa Dinasti Umawy, sehingga para aktivitasnya
melakukan ‘uzlah dan semata hanya demi Allah saja hidupnya .
Tasawuf berarti memasuki setiap
akhlak yang mulia dan keluar dari setiap akhlak yang tercela .(kata Muhammad
al-Jurairi)
Al-Junaid al-Baqdadi:”Tasawuf
artinya Allah mematikan dirimu dari dirimu dan menghidupkan dirimu bersama
dengan-Nya .
Al-Husain bin Manshur al-Hallaj :
sufi kesendirianku dengan Dzat, tak seorangpun menerimanya dan juga tidak
menerima siapa pun.
Huwaim bin Ahmad bin
Al-Karkhy:Taswuf artinya, memihak pada hakikat-hakikat dan memutuskan harapan
dari semua yang ada pada mahkluk .
Ahmad an-Nuuri:Tanda orang sufi
adlah ia rela manakala tidak punya , dan peduli orang lain ketika ada .
Dzun Nuun al-Mishri: kaum sufi
adalah mereka yang mengutamakan Allah SWT. diatas segal-galany dan yang
diutamakan oleh Allah diatas segala makhluk yang ada.
Abu Yaqub al-Mazdzabili:Tasawuf
adalah keadaan dimana semua atribut kemanuisaan terhapus .
Dari seluruh pandangan para sufi
itulah akhirnya al-Qusyairi menyimpulkan bahwa sufi dan tasawuf memiliki
termonologi tersendiri, sama sekali tidak berawal dari etimologi , karena
standar gramatika Arab unutk akar kata tersebut gagal membuktikannaya .
Tasawuf pada prinsipnya bukanlah
tambahan terhadap al-Qur’an dan hadist, justru tasawuf adalah implementasi dari
sebuah karangka agung Islam .
Wal Hasil, dari seluruh definisi
tersebut , membuktikan adanya hubungan antara hamba dengan Allah SWT. , dan
hubungan antara hamba dengan sesamanya . Dengan kata lain , Tasawuf merupakan
wujud cinta seseorang hamba kepada Allah dan Rasul-Nya, pengakuan diri akan
haknya sebagaimana dan haknya terhadap sesama dalam amal kehidupan .
Ada segolongan manusia yang digelar
Ahli Sufi orang sufi . Ada rmpat tafsiran kenapa mereka digelar sufi:
1.
Mereka senantiasa memakai pakaian kasar yang
diperbuat dari pada bulu kambing
biri-biri . . . . . . . . .
2.
Orang yang memandang tentangcara
hiduporang-orang sufi itu yang bersahaya, cukup dengan ala kadar saja dan tidak
hirau benar dengan hal kedaulatan . . . . . . .
3.
Mereka bersih dan bebas dari apa saja
selainAllah
4.
Orang-orang yang dekat dengan Allah SWT. dan
berdiri di barisan pertama di hadapan Allah di hari pengadilan kelak .
Demikianlah sekilas tentang tasawuf dan sufi
menurut orang-orang yang ingin
mendapatkan rahmat-Nya .
4.Insan
Kamil
Hubungan iman dan amal shaleh adalah
hubungan sebab-akibat dan dapat timbale balik. Seseorang yang kuat imannya dan
dapat memahami keimanannya akan lebih prilakunya dalam kehidupan sehari-harnya
, yang lazim disebut amal shaleh . sebaliknya ,semakin bertambah amal shalehnya
semakin imannya berkualitas keimanannya . Semua perintah Tuhan dan larangan-Nya
tidak lain hanya untuk kebaikan dan kebahagiaan manusia dalam menjalani hidup
ini dan agar menjadi hamba Tuhan yang bertaqwa , alias manusia yang sempurna
disisi Allah .
Bagaimana kiat menjadi hamba Tuhan
yang sempurna ? atau siapakah yang patut disebut manusia sempurna? Atau adakah
insane kamil dewasa ini? Untuk menjawab pertanyaan tersebut , ada baiknya kita
cermati pendapat-pendapat sebagai berikut:
Untuk mecapai derajat insane kamil,
Syaih Abdul Qadir Jailani dalam kitabnya”Sirrul Asrar fi ma yahtaju
ilaihilAbrar” mengatakan bahwa denga peningkatan dan pembersihan diri yaitu
orang yang telah memishkan dan menceraikan dirinya dari hal-hal keduniaan .
Tujuan pembersihan ini ialah dua cara:
Pertama,
untuk mencapai sifat-sifat Allah, yakni bersifat dengan sifat-sifat-Nya yang
mulia itu . kedua, unutk mencapai zat Allah yakni mengenal-Nya menerusi
makrifat dan hakikat .
Dalam kitab karangan Abdul Aziz
Musthafa , Mahabbatullah Wacana Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, tangga menuju
Cinta Allah tertera sepuluh wacana , diantaranya: Wacana pertama : Membaca
Al-Qur’an dengan merenungkan dan memahami kandungan maknanya sesuai dengan
maksudnya . . . ., kedua:Taqarrub kepada Allah SWT. melalui ibadah-ibadah
sunnah setelah melakukan ibadah-ibadahfrdhu . . . . , ketiga: Melanggar dzikir kepada Allah dlam
segala tingkah laku , melalui insane, kalbu, amal dan prilaku …, kesepuluh: Mahabbah kepada Allah harus menjauhi
segala sebab yang menghalangi antara kalbu dan Allah SWT .
Khalid Muhammad Khlid dalam
karangannya “Ahlullah, menampak jenjang menuju taman hati” ungkapnya : Tidakkah
sekali-kali “Ahlullah” menyembah Allah secara ala kadarnya tanpa pengertian dan
tidak pula melaksanakan amal saleh dengan “asal-amal” tanpa mendalami kandungan
maksud dan tujannya . Tidaklah sesekali-kali hal yang demikian ada pada
“Ahlullah”. Mereka adalah orang-orang yang mengunjungi tinggi dan menyucikan
ilmu pengtahuan, juga berusaha menuju kepadanya tanpa membeda-bedakan dengan
ibadah dan ketaatannya kepada Allah SWT.
Dalam kitab Raudah , Taman Jiwa kaum
sufi , Imam Al-Ghazali mengtakan : ketahuilah, bahwa seluruh kebahagiaan dan
kemuslahatan yang pada diri anda , hanya pada dua perkara :Pertama , kesehatan
dan kesucian kalbu dari segala hal selain Allah SWT. karena firman-Nya yang
artinya: kecuali orang-orang yang menghadap kepada Allah dengan hati yang
bersih . (asy-Syu’ra’:89) .Kedua, memenuhi kalbu dengan makrifat kepada Allah
SWT.yang menjadi tujuan setiap mahkluk jagad, dan meyakini kerasulan Nabi Muhammad
saw. Disamping kebaikan akhlak , yang merupakan gabungan kedua tujuan
tersebut.Tidak ada perilaku yang lebih dari kebaikan akhlak tersebut . Karena
Allah memuji akhlak Rasulullah saw. Dengan firman-Nya yang artinya:”Dan
sesungguhnya kamu(Muhammad) memiliki akhlak yang agung “.(al-Qalam:4)
Imam Assyaukani dalam kitabnya
“Qatrhul Wali Ala Haditsil Wali, Jalan Mencapai Kewalian” menjelaskan bahwa
jalan yang pertama , melaksanakan Fardhu-fardhu , orang yang fardhu terkadang
melakukannya karena takut siksa, sedang orang yang melaksankan sunnat, adalah
ia tidak melaksanakannya kecuali karena demi kepentingan berkhitmad, maka oleh
karenanya lalu balasan oleh Allah dengan
”Mahabbah” di mana mahabbah
tersebut merupakan puncak tujuan setiap
orang yang mendekat pada Allah dengan berkhitmat kepada-Nya. Kedua , dengan
melaksanakan sunnat-sunnat dst .
Syeh AbuYazid
Al-Bisthamimemprihalkan kebesaran hati yang seperti itu dengan katanya:” Jika
semua yang wujud didalam dan disekitar ‘Arsy(makhluk Allah yang paling luas)
diletakkan disuatu hati insan kamil, maka insan kamil itu tidak akan merasai
beratnya”.
Daftar Pustaka
1. Imam
Al-Ghazali, Raudhah Taman Jiwa kaum sufi
2. Abdul
Aziz Musthafa, Mahabbatullah Tangga Menuju Cinta Allah , Wacana Imam Ahlullah
Qayyim Al- Jauziyah
3. Khalid
Muhammad Khalid, Ahlullah Menepak Jenjang Menuju Tman Hati
4. Syed
Ahmad Semeit, Rahasia sufi (terjemahan Abdull Majid Hj. Khtib)
5. Abdul
KerimIbn Hawazin al-Qusyari, Risalah sufi
6. Dr.
Musthafa Zahri, kunci Memahami Ilmu Tasawuf .
7. Prof.
Dr. H Abu Bakar Aceh , pengantar Sejarah Sufi &Tasawuf .
8. Dr.
yusuf AlQardhawi , Fatawa Qradhawi, Permasalahan , pemecahan dan Hikmah .
9. Imam
Assyaukani, Jalan Mencapai Kewalian
10. Prof.Dr.
Abdul Aziz Dahlan, Teologi dan Aqidah dalam Islam .
11. Peof.
Dr. Harun Nasution , Falsafat &Mistisme Dalam Islam .
12. Prof .
Dr. Hamka, Tasawuf Moderen .
13. Dr.
Abdul Halim Mahmoud, Hal Ihwal Tasawuf(Terjemahan Al-Mungidz Minadhdalal).