Dampak maksiat yang lain adalah dapat menjauhkan hamba dari orang yang
paling setia kepadanya, yang paling tulus, dan yang paling membawa
manlaai baginya. Maksiat juga dapat membuat hamba jauh dari keselamatan
yang dibawa oleh malaikat yang menjaganya. Di samping itu, maksiat juga
mendekatkan hamba dengan musuhnya dan makhluk yang paling berbahaya
baginya, yaitu setan.
Apabila hamba berbuat maksiat kepada Allah, malaikat menjauh darinya
sesuai dengan ukuran kemaksiatannya. Bahkan, sebab berbohong sekali
saja, malaikat menjauh darinya dengan jarak yang amat jauh.
Ada riwayat yang menyebutkan, "Tatkala seorang hamba berdusta, malaikat
menjauh darinya sejarak satu mil sebab bau busuk kedustaannya." Jika
karena dusta sekali saja, malaikat menjauh darinya sejauh itu, bagaimana
jika dosanya lebih besar daripada itu?!
Sebagian ulama salaf berkata, "Jika terdengar suara dzikir, bumi
melaporkannya kepada Allah dan para malaikat pergi menghadap-Nya, lalu
mengadukan keagungan sesuatu yang mereka lihat kepada-Nya.
Ada juga ulama salaf yang menuturkan, "Ketika datang waktu pagi,
malaikat dan setan segera mendatangi manusia. Jika ia berdzikir kepada
Allah dengan membaca takbir, tahmid, dan tahlil, malaikat mengusir setan
kemudian menyertainya. Dan, apabila ia mengawali paginya tanpa
berdzikir, malaikat pergi darinya sehingga setan yang bersamanya."
Malaikat selalu menyertai hamba sehingga ia menjadi bijaksana, taat, dan
mendapat kemenangan. Malaikat selalu menyertainya dajam hidup, mati,
dan di hari kebangkitannya.
Allah Swt. berfirman:
"Sesungguhnya, orang -orang yang mengatakan, 'Tuhan kami adalah Allah,
kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka maka para malaikat akan
turun kepada mereka dengan mengatakan, 'Janganlah kalian takut dan
jangan merasa sedih, dan bergembiralah kalian dengan surga yang telah
dijanjikan Allah kepada kalian!' Kamilah peiindung-pelindungmu di
kehidupan dunia dan akhirat.( Fushilat [41] : 30-31
)"
Apabila para malaikat menyertai hamba, berarti ia bersama makhluk yang
paling tulus, paling membawa manfaat, dan paling baik bagi dirinya.
Malaikat selalu meneguhkan hatinya, mengajarinya, dan menguatkan
keyakinannya. Allah Swt. berfirman:
"(Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat,
'Sesungguhnya, Aku bersama kalian maka teguhkan (pendirian) orang-orang
yang beriman!...( Al-Anfaal [8] : 12)."
Malaikat berkata kepadanya saat kematian datang, "Janganlah kamu takut
dan jangan kamu bersedih, bergembiralah dengan apa saja yang
menyenangkanmu!"
Malaikat meneguhkannya dengan kata-kata yang paling ia butuhkan dalam
hidupnya di dunia, saat datang kematian, dan juga ketika ia dalam
masalah.
Tidak ada seorang pun yang lebih bermanfaat bagi seorang hamba kecuali
persahabatannya dengan malaikat sehingga malaikat menjadi teman
setianya, baik di saat terjaga dan tidurnya, di saat hidup dan matinya,
dan juga saat ia di alam kubur. Malaikat menjadi penenteram baginya di
kala risau, menjadi sahabatnya di kala sepi, dan juga menjadi pemberi
petunjuk dalam hatinya. Malaikat membantu dalam memerangi dan mengusir
musuhnya. Malaikat juga menyiapkan segala kebaikan baginya, membuatnya
gembira dengan kebaikan, serta memberikan dorongan kepadanya untuk
membenarkan kebenaran sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits marfu
dan mauquf, "Malaikat memberi bisikan dalam hati manusia, begitu juga
setan. Bisikan malaikat menjanjikan kebaikan dan membenarkan atas janji
Allah. Sedangkan bisikan setan, menjanjikan keburukan dan mendustakan
kebenaran."
Apabila malaikat semakin dekat dengan hamba, ia berbicara melalui lisan
hamba dan menuntun lisannya untuk berbicara dengan perkataan yang benar.
Jika malaikat semakin jauh dari hamba, setan menjadi dekat dengannya
sehingga ia berbicara melalui lisannya dengan perkataan dusta dan keji.
Jadi, ada orang yang lisannya itu dikuasai oleh malaikat dan ada pula
yang lisannya dikuasai setan.
Di sebutkan dalam sebuah hadits, "Ada ketenangan yang keluar melalui lisannya Umar Ra."
Ada seseorang yang mendengarkan kalimat yang baik dari Drang yang
shalih, lalu ia berkata, "Tidaklah kalimat yang keluar Jari lisanmu
kecuali kalimat yang dituntun malaikat." Ketika ia mendengar yang
sebaliknya, ia berkata, "Tidaklah kalimat yang keluar dari lisanmu itu
kecuali dituntun oleh setan."
Malaikat menancapkan kebenaran di dalam hati dan mengungkapkannya
melalui lisan. Sedangkan setan, menancapkan kebatilan di dalam hati dan
menjalankannya melalui lisan.
Jadi, di antara dampak maksiat adalah menjauhkan hamba dari pelindungnya
yang membuatnya bahagia saat dekat dengannya dan maksiat juga
mendekatkan hamba dengan musuhnya yang menjadi sumber celaka dan
kebinasaan baginya.
Malaikat itu melindungi hamba dan bahkan, membalaskan untuknya jika ada
orang bodoh yang mencelanya seperti kejadian ketika ada dua orang yang
berselisih di hadapan Nabi Saw. Salah satunya mencela yang lain, namun
yang dicela hanya diam. Tak lama kemudian, orang yang diam tadi
mengeluarkan kata-kata untuk membalas si pencela tadi. Setelah
mendengarnya, Nabi langsung berdiri. Orang itu lalu berkata, "Wahai
Rasulullah, ketika aku membalas atas celaannya engkau pun berdiri." Nabi
Saw. menjawab,"Sebelumnya, malaikat membelamu, namun ketika kamu telah
membalas celaannya, setan datang sehingga aku tidak mau untuk tetap
duduk."
Ketika seorang muslim mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuannya,
malaikat mengamini doanya. Jika hamba yang bertauhid dan senantiasa
mengikuti sunnah Rasul telah berbuat dosa, para malaikat pemikul Arsy
dan yang berada di sekitarnya memohonkan ampunan untuknya. Apabila orang
mukmin tidur, malaikat menemaninya. Malaikat yang menemani orang mukmin
senantiasa menjaga, berperang dan membelanya, mengajarinya,
meneguhkannya, dan membuatnya berani. Oleh sebab itu, tidak pantas bagi
orang mukmin melupakan, menyakiti, mengusir, dan menjauhkan malaikat
yang menjadi tamu dan tetangganya.
Apabila penghormatan kepada tamu adalah kewajiban, berbuat baik kepada
tetangga merupakan tanda kemantapan iman dan juga kewajiban baginya.
Maka, bagaimanakah kiranya penghormatan terhadap tamu yang paling mulia
dan tetangga yang paling baik?!
Jika seorang hamba menyakiti malaikat dengan mengerjakan berbagai
kemaksiatan, kezhaliman, dan perbuatan keji, malaikat mendoakan
keburukan kepadanya, "Semoga Aliah tidak membalas kebaikan terhadapmu."
Demikian juga sebaliknya, jika hamba menghormatinya dengan berbuat taat
dan kebaikan, malaikat pun mendoakan kebaikan untuknya.
Sebagian sahabat berkata: "Sesungguhnya, ada yang selalu menyertai
kalian. Oleh karena itu, malulah kalian kepada mereka dan hormatilah
mereka!"
Orang bodoh adalah orang yang tidak memiliki rasa malu kepada Tuhan Yang
Maha Mulia, Maha Agung, lagi Maha Kuasa. Ia juga tidak memuliakan-Nya
dan tidak juga menghormati-Nya. Allah Swt. telah memberi peringatan
dalam firman-Nya:
"Padahal sesungguhnya, bagi kaitan ada (:malaikat-malaikat) yang
mengawasi (pekerjaan kalian), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat
(pekerjaan-pekerjaan kalian itu). Mereka mengetahui apa yang kalian
kerjakan.( Al-Infithaar [82] : 10-12)"
Maksudnya, malulah kalian terhadap mereka para malaikat penjaga yang
mulia, hormatilah mereka, dan jangan sampai kalian membuat mereka
melihat sesuatu yang menjadikan dirimu malu jika hal itu dilihat oleh
manusia lainnya! Para malaikat itu juga tersinggung sebab ulah manusia
yang menyakitinya. Apabila manusia bisa merasa tersinggung sebab
seseorang yang menyakiti hatinya di hadapannya meski ia sendiri juga
melakukan hal yang sama maka bagaimana dengan menyakiti para malaikat
yang mulia dan yang mencatat segala amal perbuatan hamba?!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar