Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan Hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).
""Nama-nama Nabi""
Nabi Adam as. Nabi Idris as.Nabi Nuh as.Nabi Huud as.Nabi Shaleh as.Nabi Ibrahim as. Nabi Ismail as. Nabi Luth as.Nabi Ishaq as. Nabi Ya’qub as.Nabi Yusuf as. Nabi Syu’aib as. Nabi Ayyub as. Nabi Dzulkifli as. Nabi Musa as. Nabi Harun as.Nabi Daud as.Nabi Sulaiman as. Nabi Ilyas as.Nabi Ilyasa as. Nabi Yunus as.Nabi Zakaria as. Nabi Yahya as. Nabi Isa as. Nabi Muhammad saw.
artinya
: kemudian sesungguhunya kamu sekalian sudah hidup didunia ini pasti menuju
pada kematian, kemudian sesungguhnya kamu sekalian pada hari qiamat akan
dibangkitkan,
Halamn
ini ada gambar manusia dalam kubur yg blm dimasukan
...............................................................................................................
1. demikian dikuburkan dalam bumi suci semasa (tiga
hari) sedang bengkak-bengkak belum ada yang musnah.
2. dalam tujuh
hari telah musnah bgunan manusia, lagi pula telah pecah perutnya
3. dalam empat puluh hari telah kehilangan
(urat,kulit, daging, tetapi tulang belulang masih utuh, rambut telah
terlepas).
4. Dalam ulang tahun pertama telah ruku'
5. dalam ulang kedua telah sujud
6. Dalam seribu hari, semua tulang telah
kumpul,segalanya sempurna dari qudrat zdat yg Maha Mulya, telah tiada
berasa-rasa lagi, dan tidak merasa-rasa lagi, tinggalkan Asma Allah tiada
diqudrat yg Maha Suci.
PRIHAL : AJAL KSEMPURNAAN MANUSIA.
Ketahuilah
: bahwasanya manusia yang sempurna itu pulang kejaman-nya sendiri sebagai
diterangkan dibawah ini,yakni jikalau telah Berfijak di ‘alammya sendiri itu
telah berwujud ---satu---dari itu nyawa melompat jauh pulang didalam tanazul
taroqi, adalah Sebagai Berikut :
1.Cahya turun pulang
gilang gemilang kepada ‘alam insan kamil.
2. Budi turun pulang
kepada ‘alam ajsam
3.Rasa turun pulang
kepada ‘alam misyal
4.Rupa turun pulang
kepada ‘alam arwaah
5. Warna turun
pulang kepada ‘alam wahidiyah
6.Bau turun pulang kepada
‘alam wahdah
7.Angan-angan Turun
Pulang Kepada ‘Alam Ahadiyah
8.Hidup turun pulang
kepada ‘Alam Insan Kamil kembali sempurna terang benderang
dari pada Qudrat Ana, .
Bermula
yang sempurna dijaman khalawat dalam bumi suci sebagai berikut :
1 . Kulit
2 . Otaq
3 . Urat
4 . Tulang
5 . Rambut
6 . Daging
7 . Darah
8 . Sumsum.
Adapun
saudara empat kelima pancer juga sama sempurna kepada bumi suci,
1 . Air tuban
2 . Bungkus
3 . Ari-ari
4 . Janin / Darah pengiring
5 . Pancer semuanya telah pulang sempurna kembali kepada
Qudrat Ana pula :
Yang
Hitam …………………………….Bernyala ………………..........………..…Merah
Yang
Merah …………………..Bernyala …………………………………Kuning
Yang Kuning …………………………….Bernyala ……………….................………….Putih
Yang Putih ------ -Bernyala ------yang Tungal pada Dzat
Alah, artinya : Kulit itu bernyala daging, daging bernyala tulang,tulang itu
bernyala-nya dilebur menjadi cahya yang bershifat pada ma’rifat yang abadi,
artinya : telah memusnahkan Wujudnya hamba. karena hamba itu (‘Adam- Hukumnya
), adanya hamba itu melainkan Dzattullah bercahya dan yang ada.
Bahwasanya
penglihatan orang akan mati ( Yaitu yang keluar tetkala kita hendak mati ),
pada garis besarnya yang keluar dari pada Jasmani kita tatkala sakaratul maut
itu : lima keadaan
:
1 . tatkala datang cahya hitam, itulah yang ipanggil cahya
iblis maka pujinya : Lailaha Illallh.
2 . Dan tatkala datang cahya merah, itulah cahya
yahudi namanya, pujinya : Allah-Allah-Allah .
3 . Dan takala datang cahya kuning, itulah cahya
nashrani namanya pujinya: Allah
Hwu-Allah Hwu-Allah Hwu.
5 . Dan tatkala atang cahya putih, itulah yang
ipanggil cahya nuur Muhammad.s.a.w
Maka
pujinya : Masyaa Allahu kanal mu’miniinaYaa Hwu-Yaa Hwu-Yaa Hwu-Haq.
manakala sudah
habis segala rupa cahya maka adalah penglihatan yang putih bersih, sangat terang
kembali jauh terbanding yang mata hari dan bulan, terangnya terus meliputi
tujuh lapis bumi dan tujuh lapis langit dan tiada yang seumpamanya, tiada ada
bandingnya, itulah yang disebut (Nurullah)
menembus meliputi segala ruang tiada yang sebatasnya tiada berbayang dan tiada
terbayang.
Maka lantas nyata tubuh kita laksana pinang dibelah
dua, rupanya tidak sekali-kali ada bedanya serta kita pandang ada….kaful Muhammad,…
dan yang tersebut tadi,….taful Muhammad….namanyapun
oleh setengah ‘ulama dinamai….kalimatullah…dan
kalimatu muhammad…akan tetapi manakala datang tidak seperti yang tersebut,
hati-hatilah itu bukan lagi bernama …panca indra…
Hendaknya ketika itu baik pandang kita seperti yang
tersebut, itulah sebenar-benarnya yang datang kepada mati, maka itu puji jangan
dilupakan,Yaa Hwu -Yaa Hwu-Yaa Hwu–Haqku-Jangan
berhenti pujinya sehingga sampai hilang, jangan berhenti pujinya.
Demi
Allah yang bershifat rahman rahiim, jangan syak dan diam begitulah pengajaran
daripadaaulia Allah yang turun kepada
guru yang mursyid, maka kita serahkanlah dengan (ridha),suka serta (ikhlash)
mati kita itu, karena mati itu…(tiada)….supaya
(ada)…
Bahwasanya halangan bagi manusia yang suka
berubah-rubah tanda kelemahan Makhluq itu ternyata didalam (adam) hukmi
menampak perasaan sebagai berikut dibawah ini :
Pertama:
Yang pertama nampak alam ruhiyah yaitu alam nyata,
Terang benderang bukan terangnya siang
Tidak berjihat
Timur
Barat
Utara
Selatan
Bawah/atas
Disitu
nampak seolah-olah samudra tidak bertepi, itulah kenyataan (hati) berbaur cahaya otaq, dan ditengah-tengah samudra itu ada
dzurriyyah sangat jernihnya laksana langit barat dikala petang hari, terang
keemasan cahayanya, itulah kenyataan (jantung)
berbaur cahayanya.
Joharul
awwal yang meliputi sejatinya (hati)
sebagai pembukanya, maqamnya dicipta,
Bertempat dipenglihatan,
Pendengaran,
Pembahu,
Perasa,
Dan perasaan,
Disebut
(Mukashifat) kekuasaannya hanya
memimpin segala shifat samwah, pada tatkala itu janganlah sampai khilaf
terhadap tanda rupa yang sejati,
Kedua:
Yang kedua telah musnah ‘Alam
ruhiyah, lalu nampak ‘Alam sirriyyah, yaitu ‘alam rahasia, terangnya melebihi
‘alam ruhiyyah, disitulah kedatangan cahaya empat warna,
Hitam,
Merah,
Kuning,
Putih,
Itulah kenyataan budi
mengeluarkan (nafsu) empat perkara, masing-masing menjadi rintangan (hati)
berturut-turut menampak satu persatu.
1.dan yang mula-mula nampak adalah cahaya
hitam, itulah kenyataan nafsu luamah,
hawanya sewaktu hidup
membawa :
haus,
lapar,
mengantuk,
dan yang sepertinya,
kenyataannya diperut besar,
keluarnya dari lisan,
dan kejadiannya dalam cahaya
hitam menampak jenis binatang yang merayap, maka masing2 menggota agar dianggap
tuhan. pengaruhnya pada gempa bumi,
‘alam nafsu yang disebut (‘alam
nasut) yakni tempat (lupa) maksudnya adalah sewaktu hidupnya seperti
mempertuhankan (nafsu luamah),
Banyak lupa/lali daripada
mengingati Allah, lebih mementingkan banyak :
Makan,
Minum,
Tidur,
Maka hendaknya
ingat-ingatlah dengan segala keteguhan : jangan sampai hanyut berada didalam cahaya
hitam, kalau-kalau menjelma pada binatang /hewan yang (merayap).
2.tiada diantara lama cahaya hitam lenyap
lalu nampak cahaya merah, itulah :
keadaan nafsu amarah,
kenyataannya diampedu,
keluarnya dari telinga,
kejadiannya dalam cahaya
merah menampak jenis2 budi sarani dan bangsa hantu, masing-masing menggoda agar
dianggap tuhan, pengaruhnya : api menyala besar menjulang, alam nafsu itu
disebut (alam jabarut), thabe’atnya geram tempat menderita kesukaran,
awas disinilah tergodanya orang yang selagi hidupnya mengikuti hawa nafsu (amarah),
mengumbar marah,
panas hati,
inkar/murka,
dendam,
hasut,
dan seperti itu, ingat2lah
hendaknya teguh jangan sampai hanyut berada dalam cahaya merah,kalau2 menjelma
pada (hantu)
3.tiada antara lama cahaya merah lenyap lalu
nampak cahaya kuning,
itulah keadaan nafsu
sufiayah,
kenyataannya dilimpa,
keluarnya dari mata,
kejadianannya didalam cahaya
kuning menampak jenis-jenis hewan unggas, dan bangsa burung yang dapat terbang,
masing-masimg memgoda agar dianggap tuhan,
pengaruhnya (angin ribut
yang besar),
alam nafsu itu disebut alam (lahut)
tabiatnya suka
berubah-rubah,
tempatnya rongga segala
anggauta badan,
disinilah tergodanya orang
selagi hidupnya mengikuti hawa nafsu syahwat, keinginannya yang membawa
kemurkaan : kegemaran/kesukaan pada kesenangan dunia sampai (lali) dan
lupa mrngingat Allah.
Awas ingat-ingatlah!
Hendaknya tetap teguh jangan sampai hanyut berada didalam cahaya kuning,
kalau-kalau menjelma jenis-jenis atau hewan yang dapat terbang (seperti
kelalawar dan sebagainya)
4. tiada
lama cahaya kuning lenyap lalu cahaya putih.
Itulah keadaan nafsu
mutmainah, keadaannya ditulang keluarnya dihidung,
Kejadiaannya didalam cahaya
putih menampak jenis-jenis bangsa ikan berada disamudra rahmah,
Masing-masing menggoda agar
dianggap tuhan,
Pengaruhnya, air jernih
tidak ketauan asalnya,
Alam nafsu yang disebut (alam
malakut) artinya : istana tetapi hati-hatilah itu bukan istana sejati yang
maha mulya hanya penggoda, disinilah tergodanya orang selagi hidupnya mengikuti
nafsunya yang menyuruh pada :
Rakus,
Tamak,
Gila harta,
Dan kedudukan/kemasyhuran,
gila dunia dan kemauaan dan yang sepertinya,
Ingat-ingat dan waspadalah !
hendaknya yang teguh, jangan sampai hanyut dodalam cahaya putih kalau-kalau
menjelma pada ikan atau bangsa hewan dalam air.
Ketiga :
Yang ketiga : setelah musnah
(alam sirriyyah) lalu nampak (alam nurriyyah) yakni alam cahaya,
terangnya melebihi alam
sirriyyah, disitu datang
alam panca warna.
Hitam,
Merah,
Kuning,
Putih,
Hijau,
Berbarengan
dengan itu nampak terbentang !istana seribu indah permai semua, itulah
kenyataan pancaindra yang dusebut (alam hidayah) yakni petunjuk karena memang
menunjukan tempat terbentangnya istana, tetapi waspadalah itu bukan istana
sejati yang teratur maha mulya, melainkan hanyalah : istana (pana sarana
namanya misalnya juga :
1.Istana yang teratur nampak cahaya hitam,
Itulah
cahayanya dzat hewan yang bangsa merayap,
2.Istana yang teratur nampak cahaya merah,
Itulah
istananya bangsa hantu,
3.Istana yang teratur nampak cahaya kuning,
Itulah
istanya dzat bangsa burung dan hewan yang terbang,
4.Istana yang teratur nampak cahaya putih,
Itulah
istananya bangsa ikan dan hewan dalam air,
5.Istana yang teratur nampak cahaya hijau,
Itulah
istananya bangsa tumbuh-tumbuhan,
Tiba-tiba
terdengar suara menyeruh menunjukkan pada istana yang agung maha mulya, padahal
itu semua bukannya istana yang sejati maha hendaknya ingat-ingat dan waspadalah
sampai dapat digoda untuk memilih salah satu, kalau-kalau termasuk kedalam
istana yang sesat istana pana sarana namanya, dan disinilah banyak terjerumus
yang selagi hidupnya,
Berdusta,
Menipu,
Licik,
Curang
dan sepertinya,
Ke empat :
Yang
kempat : Masih didalam Nurriyyah. disitu nampak cahya Jernih, didalam cahya da
nyala berdiri memancarkan sinar delapan Warna :
1 . Hitam,
2 . Merah,
3 . Kuning,
4 . Putih,
5 . Hijau,
6 . Biru,
7 . Ungu,
8 . Merah muda,
Berbarengan
dengan itu menampak seakan-akan syurga seribu permai semua, itulah kenyataannya
(sukma), yang disebut (alam iskhat) yakni alam birahi (syaghafi) karena tempat
menggoda rasa merasa jatuh cinta kepada syurga yang terbentang itu, padahal
sesungguhnya bukan syurga yang suci yang penuh nikmat,
1 . Yang
nampak syurga seribu hitam licin gelap gemerlap.itulah kanyataan rasa,
Maka jikalu berada disitu kalau-kalau jadi
penghulu jin hitam.
Hatilah jangan sampai terhanyut didalamnya.
2 . Yang
nampak seaka-akan syurga seribu merah kemerahan.
Itulah kejadian diri kedustaan ciptarasa.
Hati-hatilah jika berada disitu
kalau-kalau menjadi penghulu jin merah,
3 . Yang
nampak seaka-akan syurga seribu kuning keemasan,
Itulah kejadian dari kacaunya cipta angan-angan
Hati-hatilah jika berada disitu
kalau-kalau menjadi penghulunya jin kuning.
4 . Yang
nampak seaka-akan syurga seribu putih, bersinar bersih,
Itulah kejadian dari kesetiaan cipta /
kebiasaan berkhayal ;
Jika
berada disitu kalau-kalau menjadi penghulunya jin putih.
5 . Yang
nampak seakan-akan syurga seribu hijau pelangi,
Itulah kejadiannya dari kekuatan cipta anga-angan,
Jika berada disitu kalau-kalau menjadi
penghulunya jin hijau.
6 . Yang nampak
seakan-akan syurga seribu biru gelap gemerlap,
Itula dari reka daya ( pentas ) cipta,
Jika berada disitu kalau-kalau menjadi
penghulu jin biru.
7 . Yang
nampak seakan-akan syurga seribu ungu,
Itulah kejadian dari kelayakkan cipta,
Jika berada disitu kalau-kalau menjadi
penghulu jin ungu.
8 . Yang
nampak seaka-akan syurga seribu merah muda berpencaran serupa merah delima,
Itulah kejadian dari berubah-rubah cipta,
Jika berada disitu kalau-kalau menjadi
penghulunya jin merah muda,
Maka tiba-tiba menghembus segala kayangan
itu semerbak bau harum yang menarik rasa,padahal palsu belaka,
Ingat-ingatlah
jangan sampai dirasakan, kalau-klau termasuk syurga penyesatan.
Orang tergoda disini yaitu
mereka yang selagi hidupnya suka terbenam alam- khayal /lamunan,malas bekrja,
suka memusatkan daya cipta
pada jalan yang tercela, maka itu : berhati-hati Kelima :
Yang kelima : musnah (‘Alam Nurriyyah,) maka menampak ‘Alam Uluhiyyah (Ilahiyya) artinya : ‘Alam ketuhanan, terangnya
Melebihi ‘Alam Nuriyyah an disitu nampak cahya memancar. didalam cahya itu ada
berbentuk seperti anak lebah berdiri dimaqom
Fana, itulah warna sukma yang menambahi warna semua
dan adalah meliputi idalam jagat besar (Raya)
an jagat kecil beserta Isinya tetapi hidupnya dari purnamanya rasa.lalu tetkala
itu atang malaikat menyerupakan –bapak- dan –kakek- laki-laki / leluhur
Laki-laki, mengaku utusan dzat yang Maha Suci, katanya : isuruh membawa
kekaramtullah. hati-hatilah an ingat-ingatlah Hendaknya tetap teguh !jangan
sekali-sekali meng-imankan! dinilah bagi tergodanya orang yang selagi hidupnya
suka membanyakan kessatan dan penyesatan jalan ketuhanan engan bid’ah dan kharfat.
Keenam :
Yang keenam : masih didalam Uluhiyyah, semakin
bertambah terangnya isitu tampak cahya bersinar, didalam sinar itu ada bentuk macam-macam
patung Kecil ari gadeng / semacam anak-anakan ari mutiara, bukan
laki-bukan-perempuan-bukan-banci-berdiri imaqom baqau, itulah purnamnya rahsia
yang menguasai i ‘alam semua, tetapi hidupnya, dari ( Dzat Athma.) pada ketika itu atanglah beda ari
menyurupai-ibu-dan-nenek-yaitu leluhur perempuan an mengaku katnya : utusan
Dzat yang maha suci yang suruh Untuk membawa ke karamatullah, maka
ingat-ingat-lah jangan sekali-sekali meng-imankan. disinilah tergodanya orang
selagi hidupnya menggemari olok-olokan bermain-main.
Ketujuh :
Yang ketujuh : idalam Uluhiyah,terang benderang tiada
hingganya tiada bandingnya, isitu tiada menampak apa-apa melainkan Nurcahya
gilang gemilang tiada bayangan. itulah Dzat Athma yang isebut sajatinya Dzat, yang
:
Tiada Awal,
Tiada Ahkir,
Tiada Arah Jihat,
Tiada batas ang an tempat,
Tiada Rupa,
Tiada
Warna,
Tiada
berkesudahan,
Ashlinya
segala ashal,
Azali abadi, semestanya
meliputi sekalin ‘Alam semua,
Meliputi menguasai segala
maqom sempurna,
hidup
serta menghidupkan,
Maha
suci Dzatnya yang Maha Agung,
‘Ajibu
Shifatnya,
Yang
berkuasa Asmanya serta sempurna Af’alnya,
yakni laisya kamislihi syaii-un,
Artinya
: tiada yang menyerupai sesuatu apapun juga: Lam yakun lahu kufuan ahad, artinya : terada didalam hidup kita peribadi
:
Wahuwa
ma’akumm ainama kuntum , atinya : tiaa jarak antara ; bertunggal hamba tuhan,
Perhatian !
Janganlah syak dan diam dam janganlah ipersoalkan
apalagi diperbantahkan an terutama tiak boleh dibicarakan ilmu ini engan
siapa-siapa yang tiak satu maqam, manusia kan waktu saja.
Hati-hatilah
hiup I alam syahaah ini : waktu jangan disia-siakan, tuhan jangan dilupakan an
hawa nafsu jangan diikuti tetapi mesti ikenalikan,
Karena
hiup ini sebenarbenarnya mati,
Mati
sebenar-benarnya hiup,
Maka
agar selamat perjalanan kita sebagai hidup yang selamat an sejahtra tiak
terjerumus kealam (Neraka) kesesatan
dan neraka-neraka pana sarana sebagaimana tersebut diatas, jaga dan kendalikan
terutama segala kecelaan yang berpokok dari nafsu (amarah) dan nafsu (syahwat)
keinginan, dengan melaksanakan (Takhalli
tahalli).
Firman Allah ta’ala : balittaba’alladziina zhalamuu
ahwaa ahum bighairi ‘ilmi, famal yahdi man adhallallaha, wamalahu minnashiriina
(arruum-29), artinya : sebenar-benarnya segala mereka yang zhalim itu mengikuti
(hawa nafsu) mereka dan tiada
berilmu, maka siapakah yang memberi petunjuk kepada orang yang allah sesatkan,
dan sekali-kali tiada ada penolong bagi mereka, dan lagi firmannya : ulaa-ika
thaba’allahu ‘ala quluubihim wattabi’u ahwaa ahum. Artinya : Muhammad saw,
mereka itu adalah orang yang telah terpatri oleh Allah atas hati mereka dan
mereka itu mengikuti hawa nafsunya,
Dzikir Janin Dan Dzikir Mayyit:
Bahwasanya dzikir janim dan
dzikir mayyit ini termasuk (dzikir sirryyah) yakni dzikir rahasia, dan
menjalankannya dengan syarat terpimpin oleh guru mursyid pada dzikir janim
orang berdzikirnya duduknya dalam keadaan terbungkus seperti duduknya janim
yang telah (9) bulan mengingati dirinya sampai apada tatkala (nuqthah),
pada dzikir mayit dapat dikerjakan sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan
pengawasan guru mursyid, mulai dari :
Dimandikan,
Dikafankan,
Dikuburkan,
Bahwasanya kala berhasil
dapatlah seorang : melihat mengalami apa-apa, yang datang kepadanya dari segala
‘amal perbuatannya, yang baik dan yang buruk selama itu sebagaimana yang
diperintahkan oleh Allah ta’ala,Iqraa kitabaka binafsika yauma ‘alaikassibaan(al-isra-14)
Artinya : bacalah kitab catatan amal perbuatan
engkau, cukuplah engkau sendiri yang menghitungnya (baik dan buruknya)
Rahmat
Mulyadi. Taman Bima Permai Blok A11 Cirebon
Jabar
Artinya : barangsiapa mengenal akan dirinya (dengan sebenar-benar mengenal) tentu
dia mengenal akan Tuhannya. Barangsiapa yang telah mengenal akan Tuhannya tentu
dia mengenal akan dirinya.
Adapun
langkah pertama untuk mengenal diri sendiri ialah mengetahui dari itu tersusun
dan bentuk-bentuk zhahir (yang disebut
badan atau jasad) dan bentuk-bentuk bathin (yang disebut qalbu atau jiwa) adapun yang disebut qalbu itu
bukanlah yang segumpal daging yang berada disebelah (kiri) badan dibawah susu kiri (yang
dikatan jantung ) tetapi dia adalah ruuh suci dan berpengaruh di dalam tubuh
dan dialah yang mengatur jasmani dan segenap anggota badan, dialah sebenarnya :
haqeqat insan ( diri yang sebenarnya
diri) dan dialah yang bertanggung jawab dan dialah yang di puji dan di azab
oleh Allah. Bermula jasad itu dimisalkan suatu kerajaan dan (ruuh) adalah rajanya yang berkuasa
mengatur / memerintah jasmani, dan seluruh badan jasmani akan hancur, binasa
setelah mati, tetapi haqeqat (ruuh/jiwa)
tidak mati, dia tetap tinggal dalam ilmu Allah, kalau jasad disebut kerajaan
dalam bentuk alam syahadah (alam nyata)
maka ruuh/ jiwa adalah raja dalam bentuk (alam
ghaib)
Dia
keadaannya tidak terbatas oleh ruang dan waktu tak terpisah, tidak tertentu
tempatnya didalam suatu bagian tubuh, oleh karena itu bahwa setiap orang
memerintahkan atas kerajaan kecil dalam dirinya sendiri, yang dikatakan juga :
dunia kecil dalam dirinya.
Firman
Allah Swt : yas-alunaka ‘anilr-ruuh
qulir-ruuh min amri rabbii wama utitum minal ilmi illa qaliila (al-israa-85)
Artinya
: mereka itu bertanya kepadamu (wahai Muhammad) tentang (ruuh),
katakanlah bahwa ruuh itu urusan-Ku, tidak kamu diberi ilmunya melainkan
sedikit saja.
Dan lagi firmannya : awala yadzkurul insanu annaa
khalaqnahu min qablu walam yakun syai-a (al-maryam ayat-67)
Artinya :
tiadakah manusia itu ingat bahwa kami (allah) menjadikannya
dahulu pada hal dia pada tetkala itu belum merupakan apapun.
Merupakan
Apa-pun.
Tiliklah
bahwa manusia dijadikan dari setetes (air mani) yang tidak mempunyai :
Tidak mempunyai Aqal,
Tidak mempunyia pendengaran,
Tidak mempunyai kaki
Tidak mempunyai tangan
Tidak mempunyai kepala,
Tidak mempunyai perut dan sebagainya.
Ketehuilah
bahwa tingkat kesempurnaan yang manusia dapat capai bukanlah dia yang
membuatnya, karena rambut sehelaipun takan sanggup manusia membuatnya.
Disadarilah kiranya bahwa manusia dapat menemukan dirinya dalam kejadian yang
sangat kecil bila dibandingkan dengan kekuasaan dan kasih sayang Allah yang
Maha Agung yang menjadikannya.
1. adapun kejadian insan itu
martabatnya : kejadian dzahir insan adalah martabat
Pertama : tetkala dari bapak
itu (Nuqthah) namanya yaitu :Maa-ul hayati (Air hidup) sifat
hayat, bahwasanya maua-ulhayat itu tempatnya didalam syurga ketujuh berdekatan
dengan Air qashar.
2. bermartabat kedua :
tetkala jatuhnya maa-ulhayat masuk kedalam tubuh jasmani itulah (Dzurriyyah)
namanya
3. martabat ketiga : tetkala
jatuhnya (dzurriyyah) masuk kedalam (tulang shulbi) itulah (mani)
namanya yakni ! syifattullah yang artinya martabat yang ketiga itu pada (syifat
ma’ani) :
1. ‘Ilmu : ........
2. Hayat :.........
3. Qudrat : .........
4. Iradat : ........
5. Sama’ : ..........
6. Bashar :...........
7. Kalam :..............
Maka dalam itu hendaklah ibu
bapak berkelakuan baik-baik dan berhati-hati
4. kemudian daripada itu
maka turun dia dari maqam (‘Ala)
kepada maqam (sulfa) itulah yang disebut (Assafi’iina) yaitu
daripada kandungan bapak kepada kandungannya ibu.
Serta berjumpa kepada mani bapak dan ibu, maka dinaikan
(Nuqthah) artinya :Nuqthah itu
bersama-sama menjadi satu titik inilah (masrah) keduanya, maka dinaikan dia (Nuqthah) artinya : bercampur (mani)
bapak dengan (mani) ibu maka itu
menjadi (zurriyyah). Adapun tatkala
dzurriyyah itu masih masing-masing kedudukannya yaitu bahwa bertingkat-tingkat
:
1.daulatul Qaiim ,
itulah dzurriyyah dari bapak yakni titik dari bapak, maka keadaannya itulah
yang membawa syifat (Jamal)
2.Nurul Qadiimu ,
kediamannya itu (mani bapak) pada
mata bapak,
3.Joharul Qadim,
kediamannya mani bapak ini pada perut bapak dinamakan (Masyiinuna)
DEMIKIAN PULA
DZURRIYYAH DARIPADA IBU SEPERTI JUGA HALNYA DZURRIYAH PADA BAPAK.
dihalaman ini aga gambar janim yg blm dimasukan
Didalam keadaannyapun bertingkat-tingkat pula, seperti
pada bapak, maka mani mapak yang jatuhnya kedalam tanah suci itu (Alif awal) namanya. Dan juga berjumpa
dzurriyyah itu jadilah (dua titik)
maka (Nuqthan) namanya, atau disebut
dengan nama (dua alif) namanya.
1.Alif awal…itu
dzurriyyah bapak, maka itulah yang menjadi anak.
Dan apabila masrah keduanya yakni menjadi satu, maka
jadilah berlaku suatu kelakuan, maka dinamakan ia (Nuqthah) inilah rupanya (……ada gambarnya disini…………..)
Kemudian juga masrah keduanya dalam (rahim
ibu) sampai paa bilangan cukup (40) hari maka dinamakan dia (Nutfah) inilah rupanya (………………….)
Seterusnya manakala dialam rahim ibu cukup bilangan (80)
hari, dinamakan dia (‘Alaqah) inilah rupanya (……………..)
Dan manakala didalam rahim ibu cukup bilangan (90) hari, maka dia dinamakan dia (Mudghah)
inilah rupanya (………………)
Dan manakala didalam rahim ibu cukup bilangan (120)
hari, dinamakan dia (Hayyun) inilah rupanya (…………………..)
Dan manakala didalam rahim ibu cukup bilangan (9) bulan atau (12) bulan maka dinamakan dia (Janin) inilah rupanya (………….)
Maka telah cukuplah syifat-syifat-nya itu, inilah
kehasilan-nya (Insanul kamil) yang bernama (syifat Rahman) yang daripada Allah (Joharul Qadiim) daripada mani bapak / ibu pada perut, dan yang
bernama (syifat Arrahiimu)
yang daripada Allah SWT, itulah haqeqat (insanul kamil)
Firman Allah
SWT, walaqad khalaqnal insana min sulalatin min thiin, tsumma ja’alnahu nutfatan
fii qararim-makiin, tsumma khalaqna nuthfata ‘alaqatu mudhghatan fakhalaqnal
mudhghatan ‘izhaman fakasaufal ‘izhama lahma, tsumma ansyaa-anahu khalaqna
akhara, fatabarakallahu ahsanal khaliqiina.
Artinya : demi sesungguhnya kami (Allah) telah memulai penciptaan manusia daripada (air) yang tersaring dari sarinya tanah, lalu kami jadikan (air
mani) ditempat diamnya yang kokoh
kemudian kami jadikan (mani) itu (darah segumpal) maka kami jadikan segumpal (darah) itu daging sepotong lalu kami jadikan tulang maka
kami jadikan tulang2 itu dibungkus dengan daging , kemudian kami berkenan
terbitkan dia kejadian baru (manusia) yang elok, maka telah memberkati Allah yang
sebagus-rupa rupa.yang maha menjadikan.
Maka demikian itulah ringkasan haqeqat (Insanl
kamil) yakni yang sebenar-benarnya (diri) dan yang sebenar-benarnya (tuhan), sebagaimana telah berkata ahli shufiyatul muhaqiqiina
:
Man ‘arafa
nafsahu faqad ‘arafa rabbahu.
Maksudnya : mengenal haqeqatnya yakni : mengenal : dzatnya,shifatnya,af’alnya,
asmanya, sebagaimana firman Allah SWT.
Artinya : barangsiapa mengenal akan dirinya dengan
sebenar-benar mengenal, maka sesungguhnya dia mengenal akan tuhannya dengan
sebenar-benar mengenal, maksudnya: mangenal haqeqatnya yakni : dzatnya,shifatnya,af’alnya,asmanya, sebagaimana firman Allah SWT.
Wallahu
khalaqakum wamata’maluuna (ashafat-96)
Artinya : bahwasanya Allah yang telah menjadikan kamu
dan apa perbuatan-perbuatan kamu, maksud maradnya ayat ini menerangkan bahwa
Allah bersesuatu keduanya (di antara
khalaq dan khaliq) yakni keadaannya insan itu keadaannya Allah pada
bathinnya dan pada zhahirnya :
Al-insanu
zhahirullahu, wallahu bathinuhu.
Artinya : manusia itu zhahir Allah, dan Allah itu
bathin manusia.
Oleh karena segala (geraq dan diam) itu sebenar-benarnya tiayada sesuatu yang lain
hanyalah (af’alullah jiwanya ):
Laa tataharrak
dzurrata illaa bi-idznillahi.
Artinya : tiadalah geraq sesuatupun hanya serta idzin
Allah (hanya geraq allah juga
haqeqatnya).
Artinya : maka hendaklah memperhatikan manusia dari apa dijadikannya
daripada air mani yang memancar tertumpah yang keluar dia dari antara tulang
punggung (shulbi) laki-laki dan tulang dada perempuan.
Adapun air itu :
1.darah
oleh kita, dan adalah tempat tajali wujudullah yang bernama (Muhyii)
2.dan
api itu syahud oleh kita, dan adalah tempat tajali wujudullah yang bernama ( ‘Azhiim)
3.adapun
angin itu, nafas oleh kita, dan adalah tempat tajali wujudullah yang bernama (Qawiyyun)
4.dan
adapun tanah itu, tempat tajali wujudullah yang bernama (Hakiim)