""Nama-nama Nabi""

Nabi Adam as. Nabi Idris as. Nabi Nuh as. Nabi Huud as. Nabi Shaleh as. Nabi Ibrahim as. Nabi Ismail as. Nabi Luth as. Nabi Ishaq as. Nabi Ya’qub as. Nabi Yusuf as. Nabi Syu’aib as. Nabi Ayyub as. Nabi Dzulkifli as. Nabi Musa as. Nabi Harun as. Nabi Daud as. Nabi Sulaiman as. Nabi Ilyas as. Nabi Ilyasa as. Nabi Yunus as. Nabi Zakaria as. Nabi Yahya as. Nabi Isa as. Nabi Muhammad saw.

Jumat, 24 Januari 2014

MANUSIA PERTAMA ?


              NUR MUHAMMAD SAW.
 
Muqaddimah
            Segala puji Allah, Tuhan seru sekalian alam. Dialah yang menciptakan dunia beserta isinya , termasuk manusia. Dengan hati yang bersih dari akhlak yang tercela, manusia jauh lebih mulia dari pada binatang ; dengan ruh ketuhanan yang ditiupkannya, manusia ta’at dan patuh kepadaTuhannya dari pada mahkluk lainnya, dengan akal fikirnya , manusia lebih maju dan berpengetahuan dari pada ciptaan Tuhan lainnya. Tetapi manusia lebih rendah dan hina di hadapan sang Khaliq , jika jiqanya kotor dan takabbur serta condong kepada perusak alam .

            Shalawatsertasalam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad saw, para kerabat, sahabat beliau juga kepada para pengikut dan pejuang membela kebenaran yang pernah diteladankan olehnya demi mendapatkan ridhallah dunia-akhirat.

            Sebelumnya , penulis mohon ma’af jika nanti dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan, khusus dari pendapat diri sendiri. Bicara tentang Nur Muhammad, Waliyullah, Sufi dan Insan Kamil menurut pemikiran dalam Islam tidak terlepas dari perbedaan penadapat yang mana yang paling benar dan dapat difahami oleh akal manusia sesuai dengan tingkat derajatnya?

            Terutama , pendapat tentang kejadian manusia pertama atau nur Muhammad? Menurut sejarah , Muhammad saw. Dilahirkan oleh ibunya yang tercinta , Siti Aminah binti Wahab pada tanggal 20 april 571 M atau 12 Rabulawal Tahun Gajah di kota Makkah dan ayahnya bernama Abdullah bun Abdyl Muthalib. Beliau manusia bisa seperti kita, tapi luar biasa karena ia diberi wahyu Illahi.

1. Nur Muhammad

            Dalam surat al-Furqan, ayat ke 7 mislnya , Muhammad adalah manusia biasa , seperti kita( juga makan, minum, tidur, dll) dan beliau diberi wahyu oleh Tuhan sebagaimana dalam surat al-Kahfi ayat terakhir.

            Di duratar-Ra’d ,ayat ke 38 , Nabi hidup berkeluarga , tidak rahbaniyah ( tidak membujang) .

            Syeh Abdul Qadir Jailani menjelaskan tentang ruhul Muhammad saw. Dalam kitabnya “Sirrul Asrar fi ma Yahtaju ilihil Abrar”, bahwa ruhul Muhammadiyah (ruh Muhammad) itu adalah at sumber segala yang wujud . Ialah yang awal dan ialah hakikat alam semesta . Allah SWT . terbitkan segala ruh dari ruhnya .’Muhammad’ itu adalah nama bagi insane dalam alam arwah ( alam ruh-ruh) . Ialah sumber dan asal segala perkara .

            Tegasnya, kalau tidak karena akan diciptakan Muhammad itu , tentulah ala mini tidak akan diciptakan . Hal ini tepat seperti apa yang dilihat oleh bapak sekalian manusia, yaitu Adam as. Setelah tuntas penciptanya , bahwa yang dilihatnya dipintu surga ialah nama Muhammad saw. Di samping nama Allah , maka tahulah ia bahwa orang yang mempunyai nama itu adalah semulia-mulia manusia yangakan dicipta Tuhan diantara semua penciptaan-Nya yang akan menyusul .

Selepas terzahirnya Nur Muhammad , maka Allah jadikan atau tau Zahirkan ‘Arasy dari Nur Muhammad itu dan Allah zahirkan pula makhluk-makhluk yang lain dari ‘Arasy itu. Semua itu berlaku menurut kehendak dan masyiahNya .

            Kemudian Allah turunkan segala ruh atau mahkluk-mahkluk tadi ke peringkat mahkluk yang paling rendah yaitu alam ajsam atau alam fisikal atau alam kebendaan yang kongkrit dan nyata ini . Firman Allah yang artinya :”Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya”. (at-Tin:5) .

            Allah turunkam Nur itu dari tempat asal kejadiannya , yaitu di Alam Lahut    (alam ketuhanan) kealam Asma’ ullah (nama-nama Allah), yaitu alam penzahiran sifat-sifat Allah atau alam akal Ruh semesta . Di sana ruh-ruh itu turun kea lam Malakut .Di situ ruh-ruh itu dipakaian dengan pakaian kemalaikatan yang gemerlapan . Kemudian diturunkan mereka kea lam kebendaan atau alam ajsam yang terjadi dari unsur api, air,angin,(udara) dan tanah . Maka ruh itu dibentuk dengan diberi badan yang terjadi dari darah, daging, tulang, urat dan sebagainya .

            Kemudian Allah perintahkan ruh-ruh itu menduduki badan-badan yang dikhususkan untuk mereka masing-masing sehingga lengkaplah suatu penciptaan yang amat sempurna . Kemudian disuruhlah pula malaikat dan jinNya untuk memberikan penghormatan kepada penciptaanNya yang maha agung itu , sesuai dengan firman Allah SWT.   yang artinya:”maka apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan kepadanya ruhKu, maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya”. (Shaad: 72).

            Setelah ruh itu diperbadankan, maka lupalah ia asalnya dan perjanjiannya dengan Allah , tatkala di Alam Ruh . Lupalah ruh itu yang ia datang dari Alam Ruh . Lupalah ia ketika pernah dahulu ditanya sesuai dengan firman-Nya yang artinya:” Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab:Sebenarnya dan kami menyaksikan “. (al-A’raf:172) .

            Dalam pengantar sejarah sufi & Tasawuf , karangan Prof. Dr.H.Abu Bakar Aceh, tertulis bahwa hubungan kejadian dunia dan manusia, orang-orang Sufi membuat teori yang tersendiri tentang  Nur Muhammad , yang dinamakan Ruh terbesar ,yang katanya ialah mula-mula dijadikan Allah, sebelum menjadikan segala sesuatu yang lain .

            Dr.Yusuf al-Qardhawi menjawab dalam bukunya Fatawa Qardhawi tentang siapakah makhluk yang pertama , benarkah bahwa nabi Muhammad saw. Makhluk Allah yang pertama ? Telah tersiar diantara orang awam dari kisah-kisah mauled yang sering dibaca bahwa Allah menggenggam cahaya-Nya, lalu berfiman ,”Jadilah engkau Muhamad “. Maka adalah makhluk yang pertama kali diciptakan Allah, dari situ diciptakan langit , bumi dan seterusnya . Dari situ tersiar kalimat: Shalawat dan salam bagimu, wahai makhluk Allah yang pertama”. hingga kalimat itu dikaitkan dengan adzan yang syari’atkan , seakan-akan bagiannya .

            Perkataan itu tidak sah riwayatnya dan tidak dibenarkan oleh akal, tidak akan mengangkat agama, dan tidak pula bermanfaat bagi perkembangan dari peradaban dunia .

            Keawalan Nabi Muhammad saw. Sebagai makhluk Allah tidak terbukti , seandainya terbukti tidaklah berpengaruh pada keutamaan  dan kedudukannya di sisi Allah . Tatkala Allah memujinya dalam kitab-Nya, maka Allah memujinya dengan alasan keutamaanyang sebenarnya . Allah berfirman yang artinya :”Dan sesungguhnya kamu benar-benar orang yang berbudi pekerti agung”(al-Qalam:4) .

            Nabi yang agung ini adalah manusia seperti manusia lainnya dan tidak diciptakan dari cahaya atau emas, tetapi diciptakan dari air yang memancarkan dan keluar dari tulang sulbi laki-lakidan tulang rusuk perempuan sebagai bahan penciptaan Muhammad saw. Adapun dari segi risalah dan hidayat-Nya, maka beliau adalah cahaya Allah dan pelita yang amat tereng sebagaimana dalam firman-Nya yang artinya:” . . . Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah , dan kitab yang menerangkan (al-Maidah:15) . “Cahaya” dalam ayat itu adalah Rasulullah saw. Sebagaiman al-Qur’an yang diturunkan kepada beliau adalah juga cahaya . yang artinya” Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya serta cahaya (al-Qur’an) yang telah kami turunkan”.(an-nisa’:174) .

            Lanjut dari penjelasan Syaih Abdul Qadil Jailani bahwa reality yang bathin atau ini digelar oleh orang-orang Sufi sebagai Haqiqatul –Muhammadiyah . Realiti atau haqiqat ini digelar dengan banyak nama . Ianya digelar Nur atau cahaya karena ia bebas dan bersihdari segala kegelapan, ataupun ia digelar Nur karena dengan adanya cahaya tersebut segala kegelapan hilang musnah . Allah berfiman yang artinya:”Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kita yang menerangkan”.(al-Maidah:15)

            Hakikat itu juga digelar’Aqlul-Kull( akal semesta) karena ia tahu dan melihat segala sesuatu . Ia juga sigelar Qalam (pena) karena ia penyebar ilmu dan hikmah dan menzahirkan ilmu dalam bentuk huruf dan perkataan . Ia juga digelar Roh karena ia hidup , bukan mati. Dari roh itulah terbitnya segala yang hidup . Oleh karena ia hidup , maka ia digelar Roh .

            Kendatipun pendapat diatas berbeda ,orang-orang sufi mengatakan bahwa Muhammad (Nur Muhammad) adalah makhluk yang pertama diciptakan oleh Tuhan , sedang yang lain penciptaan beliau dari proses kejadian manusia seperti kita masih dalam katagori pemikiran dalam Islam, karena ayat-ayat al-Qur’an secara tegas tidak menyebutkan dari apa nabi Muhammad saw. Diciptakan , hanya saja beliau tergolong proses kejadiannya seperti kejadian manusia secara umum .

            Pada abad ke tiga dank e empat hijriyah, puncak tasawuf terletak pada Husain bin Mansur (244-309H) .Ia tokoh yang paling kontraversial  didalam sejarah tasawuf dan akhirnya menemui ajalnya di tiang gantungan . Teori yang dikembangkan oleh al-Hallaj ialah al-Hulul dan al-Hakikat al-Muhammadiyah (Nur Muhammad) .

2. Waliyullah    

            Dalam pengertian yang popular Auliya sebagai bentuk jama’ dari pada kata qali diartikan dengan pengertian khusus yaitu orang-orang yang dianggap mempunyai kelebihan Agama . Pengertian ini diambil dari ayat al-Qur’an , yang artinya:”Ingatlah , sesungguhnya wali-wali Allah tidak ada kekuatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati “.(Yusuf:62) .

            Bisa jadi , perkataan wali yang digunakan sama seperti dalam kata Wali Songo (Wali Sembilan) diambil dari pengertian diatas . Merekalah kekasih-kekasih Allah SWT.

Dengan iman dan ilmu pengetahuan mereka sukses mengamalkan nilai-nilai Agama dalam kehidupan sebagai pengembangan Agama Islam khususnya di nusantara ini atau pulau Jawa dengan pendekatan kultur dan budaya setempat .

            Abdul Karim Hawazin al-Qusyairi dalam risalahnya, mengatakan bahwa kata Wali(orang suci) mempunyai dua arti . Yang pertam berasal dari pola fa’il (pelaku) dalam pengertian pasif .Artinya, Allah SWT. mengambil alih urusan-urusan (yatawalla) siwali . Sebagaimana telah difirmankan oleh-Nya, yang artinya: “Dan Dia mengambil alih urusan (yatawalla) orang-orang shaleh”.(al-A’raf:196). Dia tidak menugaskannya mengurusi dirinya sendiri hatta untuk sesaatpun .Allah-lah yang  mengurusi dirinya .

            Arti yang  dua berasal dari pola fa’il dalam pengertian intensif aktif . Ini berlaku pada orang yang secara aktif melaksanakan ibadah kepadaAllah dan mematuhinya sedemikian rupa hingga amal ibadahnya terus-menerus bersusulan tanpa diselingi kemaksiatan .

            Kedua arti ini mesti ada pada seorang wali untuk bisa dianggap sebagai wali sejati. Pelaksanaan hak-hak Tuhan atas dirinya mestinya dilaksanakan sepenuhnya , sementara perlindungan dan pemeliharaan Tuhan, disaat senang maupun susah , juga mesti ada .

            Al-Ghazali dengan tandas menyatakan dalam kitabnya “Ihya Ulum Al-Din”, bahwa siapa yang membantah adanya manusia tingkat “Wali”, maka ia juga membantah adanya manusia tingkat”Nabi”.Bahwa sekalipun nabi-nabi dan wali-wali itu adalah manusia seperti kita juga , tetapi qalbu mereka itu sangat luar biasa bersihnya dan sucinya sehingga dapat lekes menerima itu dan mersa segala sesuatu yang bersifat suci .Qalbu mereka itu bagaikancermin yang jernih dan bersih, bersih dari segala sifat-sifat tercela , sehingga dengan gampang menangkap atau menerima pancaran Nur Cahaya apa-apa yang tertulis dalam Lauhin Mahfuzd.BERSAMBUNG...BY ABI AZMI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar